EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,975.61   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 13 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 13 jam lalu, #Saham AS

Bloomberg: Trump Beralih Dari Perang Dagang Ke Perang Mata Uang

Penulis

Sementara perang dagang masih menggelora, Presiden AS Donald Trump dicurigai tengah mencoba ambil ancang-ancang untuk picu perang mata uang.

Telah lazim diakui bahwa serangkaian kebijakan Presiden Donald Trump merupakan pemicu sengketa dagang yang saat ini berkobar antara Amerika Serikat dengan China dan sejumlah negara lain. Kini, ia disinyalir mulai bergerak untuk mengobarkan perang mata uang juga. Setelah beredarnya kecaman Trump terhadap Presiden ECB Mario Draghi kemarin, media Bloomberg mengangkat sebuah laporan mengenai sejumlah langkah yang telah diambil AS, kemungkinan dalam rangka "mencari perkara" dengan beberapa negara di bidang mata uang.

Donald Trump

 

Ancang-ancang Perang Mata Uang?

Pada hari Selasa, Trump menyatakan di akun Twitter-nya, "Mario Draghi baru saja mengumumkan lebih banyak stimulus, yang dengan segera membuat Euro jatuh terhadap Dolar, membuat lebih mudah bagi mereka untuk bersaing dengan AS secara tidak adil. Mereka telah melakukannya selama bertahun-tahun, bersama dengan China dan lainnya."

Cuitan itu selaras dengan slogan "Make America Great Again" yang digadang-gadang oleh Trump, dan pada dasarnya menuding negara lain di dunia selama ini berkonspirasi untuk mengambil keuntungan dari AS secara tidak adil. Padahal, pernyataan Draghi kemarin ditujukan untuk menanggulangi masalah perlambatan ekonomi domestik. Tuduhan devaluasi kurs serupa juga pernah dikiaskan oleh pemerintahan Trump terhadap Jepang -yang sebenarnya terpaksa menetapkan suku bunga rendah akibat lesunya inflasi.

Tak ayal, langkah Trump mengkritik Draghi dikhawatirkan merupakan ancang-ancang untuk meluncurkan perang mata uang. Apalagi, ia melontarkannya tepat menjelang digelarnya rapat FOMC dan pertemuan KTT G20.

"Mereka menyiapkan dasarnya, mereka menyiapkan perangkat potensial yang bisa mereka gunakan," kata Cesar Rojas, ekonom global di Citigroup Global Markets Inc. kepada Bloomberg. Namun, Rojas menegaskan bahwa, "kita belum dalam perang mata uang untuk saat ini."

 

Isu Mata Uang Dalam Negosiasi Dagang

Pada tanggal 23 Mei lalu, Departemen Perdagangan AS telah mengajukan proposal untuk mendorong penerapan sanksi dagang terhadap produk-produk dari negara-negara dengan mata uang yang terbilang "undervalued". Topik mengenai intervensi mata uang juga berulangkali dikatakan akan masuk dalam agenda negosiasi dagang dengan Jepang dan China, walaupun delegasi Jepang dan China masing-masing menolak mengaitkan masalah nilai tukar mata uang dengan perdagangan.

Upaya Trump mengaitkan masalah nilai tukar dengan perdagangan seperti ini membawa konsekuensi lain. Secara khusus, terkait cuitan Trump kemarin, Jean Nordvig dari Exante Data LLC mengatakan bahwa jika EUR/USD jatuh ke bawah 1.10 dan memicu kemurkaan Trump, maka bea impor otomotif (yang sebelumnya ditunda) akan lebih mungkin untuk diterapkan.

288886
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.


Andriawan

Nama: Trump



Hobi: Bikin Perkara