EUR/USD bergerak lebih tinggi karena data AS mengecewakan, 5 menit lalu, #Forex Fundamental   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi di tengah optimisnya prospek Inggris dan penurunan dolar As, 5 menit lalu, #Forex Fundamental   |   Pertumbuhan Ekonomi akan tetap kuat, meskipun melambat dari kuartal IV, 6 menit lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/JPY terus naik di atas level 166.50 di tengah kondisi jenuh beli, 7 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih sebesar Rp10.07 triliun, turun 4.95% YoY, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -10%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) -2.16%, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) -1.77%, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.33% ke 7,151, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) mengungkapkan proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 51% untuk tahun 2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

BOE Kembali Tunda Kenaikan Suku Bunga, Ini Alasannya

Fatma Adriana 9 Jan 2015
Dibaca Normal 5 Menit
forex > analisa >   #suku-bunga   #bunga
Sesuai dugaan, BOE kembali menunda kenaikan suku bunga, dan memutuskan untuk mempertahankannya di tingkat 0.50%. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum BOE benar-benar memutuskan untuk meningkatkan suku bunganya. Berikut adalah beberapa sebab yang masih menjadi bahan pertimbangan BOE untuk memperketat kebijakan moneter mereka

Sesuai dugaan, BOE kembali menunda kenaikan suku bunga, dan memutuskan untuk mempertahankannya di tingkat 0.50%. Padahal, ekspektasi terhadap peningkatan suku bunga telah merebak sejak pertengahan tahun lalu. Bahkan, BOE sempat digadang-gadang untuk lebih dulu menaikkan suku bunga ketimbang The Fed, yang baru menyelesaikan program pembelian asetnya akhir Oktober lalu. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, harapan pasar semakin menipis manakala BOE tak kunjung merealisasikan perencanaan ini. Keputusan yang diambil pada awal tahun ini semakin memadamkan ekspektasi yang pada mulanya didukung oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi Inggris.

BOE Kembali Tunda Kenaikan Suku Bunga
Selain mempertahankan tingkat suku bunga, BOE juga tidak mengubah besaran stimulusnya. Bank sentral Inggris ini masih memberlakukan program pembelian obligasi dengan anggaran sebesar 375 milyar Pound.

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum BOE benar-benar memutuskan untuk meningkatkan suku bunganya. Berikut adalah beberapa sebab yang masih menjadi bahan pertimbangan BOE untuk memperketat kebijakan moneter mereka:

1. Inflasi Makin Rendah Karena Pengaruh Harga Minyak
Pengambilan keputusan bank sentral untuk menaikkan tingkat suku bunga memang berhubungan erat dengan inflasi. Data Inflasi Inggris pada November  lalu menunjukkan perlambatan di level terendah 12 tahun. Setelah berhasil meningkat di angka 1.3% pada Oktober 2014, data inflasi justru turun sampai ke level 1% di bulan berikutnya. Hal ini cukup membuat BOE gamang dalam mengambil kebijakan yang bersifat hawkish.

Tingkat Inflasi Inggris

Tingkat Inflasi Inggris


Dalam proyeksi inflasi yang terbit pada November lalu, BOE bahkan menyatakan jika target inflasi 2% baru akan tercapai pada 2017 mendatang. Selain itu, hasil inflasi Desember yang akan rilis minggu depan juga diprediksikan untuk kembali turun dan melemah di bawah level 1%.

Turunnya inflasi Inggris merupakan salah satu dampak dari anjloknya harga minyak dunia. Dalam 6 bulan terakhir, harga minyak telah tercatat turun sebanyak 53%. Hal ini dibuktikan dengan surutnya Harga minyak Brent Inggris untuk pertama kalinya sejak Januari 2009 di bawah kisaran $50 minggu ini.

2. Inflasi Zona Euro Gapai Area Negatif, Waspadai QE ECB
Memburuknya kondisi perekonomian di Zona Euro, salah satu partner dagang terbesar Inggris, juga menjadi salah satu faktor utama yang selalu diperhatikan oleh BOE sebelum mengambil keputusan terkait suku bunga ini. Sayangnya, Inflasi Zona Euro dilaporkan telah memasuki zona merah dengan terdampar di level -0.2%. Meski telah diprediksikan sebelumnya, hasil tersebut tetap mengejutkan karena turun di bawah ekspektasi -0.1%.

Dengan pencapaian tersebut, tak heran jika spekulasi terkait QE ECB semakin berhembus kencang. Banyak pihak memperkirakan putusan ini akan dibahas dalam rapat ECB 22 Januari mendatang. Oleh sebab itu, beberapa analis menilai keputusan BOE untuk menunda kenaikan suku bunga ini sebagai tindakan yang tepat. Howard Archer, kepala ekonom dari IHS Global Insight berpendapat jika penundaan ini akan berlangsung sampai 2016 mendatang. Lemahnya inflasi Inggris dan bahaya deflasi Zona Euro saat ini dianggap telah dapat melepaskan BOE dari tekanan untuk segera meningkatkan suku bunga.

3. Pemilu 4 Bulan Mendatang
Selain proyeksi inflasi yang kurang meyakinkan dan ancaman dari Zona Euro, persiapan Inggris dalam menghadapi pemilu pada Mei mendatang juga menghadirkan resiko yang perlu diwaspadai. Hasil survey sementara menunjukkan ketidakpastian tinggi tentang siapa yang akan memenangkan pemilu, dan membuka potensi pada terbentuknya koalisi atau bahkan pemerintahan minoritas.

Dengan ketatnya hasil survey untuk Partai Konservatif dan Partai Buruh, nilai GBP diproyeksikan untuk mengalami volatilitas lebih tinggi dari gejolak yang pernah dialaminya menjelang referendum Skotlandia tahun lalu. Kebijakan fiskal untuk periode mendatang akan bergantung pada hasil pemilu ini. Aspek ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Inggris, yang diprediksikan akan mengalami perlambatan jika langkah-langkah yang diambil kelak bersifat konsolidatif.

4. Pertumbuhan Ekonomi Inggris Belum Stabil
Meskipun tingkat pengangguran berhasil menurun dan upah pekerja meningkat secara signifikan, namun pemulihan ekonomi pada tahun 2014 tercatat lebih lambat dari ekspektasi. GDP kuartal ketiga hanya mencapai level 2.6%, atau lebih rendah dari prediksi di 3%. Sementara itu, data PMI juga menandakan pertumbuhan ekonomi Inggris yang terhambat di level 0.5% pada kuartal keempat tahun lalu.


GDP Tahunan Inggris

Grafik GDP Tahunan Inggris


Prospek Kenaikan Suku Bunga Masih Didukung Data Tenaga Kerja

Beberapa pihak masih meyakini BOE akan menaikkan suku bunga karena tingkat pengangguran Inggris makin berkurang dan data pertumbuhan gaji juga menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Tingkat pengangguran berada di level rendah 6%, sementara upah rata-rata mingguan melesat di level 1.6%. Indeks pendapatan bahkan telah berhasil mengungguli tingkat inflasi sejak September 2014 lalu. Hasil positif dari kedua data ini membuat dua anggota dewan BOE, Ian McCafferty dan Martin Weale, memilih untuk mendukung peningkatan suku bunga 0.25% sejak Agustus 2014. Hasil voting dan penjelasan lebih lengkap mengenai keputusan BOE semalam akan diterbitkan pada 21 Januari mendatang, tetapi kemungkinan akan lagi-lagi menunjukkan mereka berdua mendukung kenaikan suku bunga.

Rob Wood, ekonom dari Barenberg Bank menyatakan pemahamannya akan kepentingan penundaan dari peningkatan suku bunga jika inflasi berpeluang meunuju titik 0. Akan tetapi, ia juga memperingatkan agar BOE mempertimbangkan waktu yang tepat untuk melaksanaan kebijakan ini, agar peningkatan upah tidak mengakibatkan kenaikan harga.

Namun, peningkatan suku bunga Inggris jelas masih perlu memperhatikan aspek-aspek lain seperti menurunnya inflasi, outlook perekonomian Zona Euro, dan gejolak yang ditimbulkan oleh pemilu mendatang. Pertumbuhan ekonomi Inggris yang menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan juga menjadi hal yang perlu dicermati untuk memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi Inggris di masa yang akan datang.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 
EUR/USD bergerak lebih tinggi karena data AS mengecewakan, 5 menit lalu, #Forex Fundamental

Pound Sterling bergerak lebih tinggi di tengah optimisnya prospek Inggris dan penurunan dolar As, 5 menit lalu, #Forex Fundamental

Pertumbuhan Ekonomi akan tetap kuat, meskipun melambat dari kuartal IV, 6 menit lalu, #Forex Fundamental

EUR/JPY terus naik di atas level 166.50 di tengah kondisi jenuh beli, 7 menit lalu, #Forex Teknikal

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih sebesar Rp10.07 triliun, turun 4.95% YoY, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -10%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) -2.16%, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) -1.77%, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.33% ke 7,151, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) mengungkapkan proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 51% untuk tahun 2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

EUR/USD berusaha keras untuk melanjutkan kenaikan hari Selasa, 23 jam lalu, #Forex Teknikal

Pound Sterling pertahankan penguatan di tengah membaiknya prospek ekonomi, 23 jam lalu, #Forex Teknikal

Indeks sentimen bisnis IFO Jerman lebih jauh membaik ke level 89.4 di April Dibandingkan Prakiraan 88.9, 23 jam lalu, #Forex Fundamental

Dolar AS mengkonsolidasi penurunan menjelang data tingkat menengah, 1 hari, #Forex Teknikal

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berencana akan membagikan dividen sebesar Rp8.06 triliun atau setara Rp69.3 per saham dari laba bersih tahun buku 2023, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) akan membagikan dividen final sebesar Rp 165 per saham untuk tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia

Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 3.28%, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 2.75%, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 2.15%, 1 hari, #Saham Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pagi ini sebesar 0.64% ke 7,156, 1 hari, #Saham Indonesia



Kirim Komentar Baru