iklan | iklan |
Carut marut akibat keputusan SNB untuk melepas patokan CHF terhadap Euro pada Kamis kemarin (15/1) telah melukai banyak bank besar dan broker forex global. Insiden itu bahkan mulai banyak disebut sebagai Kamis Hitam (Black Thursday). Walau error pada trading platform bisa dengan cepat diselesaikan, tetapi kini terungkap bahwa sejumlah broker terpaksa gulung tikar, menderita kebangkrutan, dan bahkan terpaksa di-bail out gara-gara bencana terbesar di industri forex ini.
Kebangkrutan Alpari UK, Bail Out FXCM
Pada hari Jumat pagi setelah keputusan SNB diumumkan, Excel Market, salah satu broker forex minor yang diregulasi FMA New Zealand, mengumumkan bahwa mereka menderita rugi total dan terpaksa gulung tikar. Namun karena dana klien disimpan di rekening terpisah (segregated account), maka klien masih bisa mengajukan penarikan (withdrawal) sesegera mungkin. Pada pagi itu juga, sejumlah bank besar dan broker forex telah melaporkan angka kerugian signifikan mencapai puluhan bahkan ratusan juta dolar.
Kericuhan makin menjadi saat Jumat malam (16/1), Alpari UK (Alpari Inggris) menyatakan diri mengalami kebangkrutan karena tidak lagi mampu memenuhi persyaratan modal minimum yang dituntut oleh regulator FCA Inggris tempatnya bernaung. Sempat terjadi kebingungan karena sejumlah klien Alpari mengaku masih bisa trading, sedangkan sebagiannya lagi mengatakan bahwa trading platform sudah tidak bisa diakses. Sebuah pengumuman dari Alpari RU (Alpari Rusia) menjelaskan situasinya secara lebih komprehensif; yaitu bahwa yang mengalami kebangkrutan hanyalah Alpari UK, sedangkan perusahaan Alpari yang lain baik-baik saja. Berikut terjemahan dari pengumuman Alpari RU:
"Dear Klien!
Pada 15 Januari 2015, Bank Nasional Swiss (SNB) secara tak terduga menghapus batas atas nilai tukar CHF terhadap Euro. Langkah tersebut memicu peningkatan tajam pada CHF dan menyebabkan volatilitas yang tidak biasa di pasar forex dalam pair-pair mata uang CHF. Hasilnya, banyak broker forex mengalami kesulitan finansial. Secara khusus, pada tanggal 16 Januari 2015 Alpari UK mengumumkan bahwa mereka mengalami kebangkrutan.
Sebagai akibat dari volatilitas, perusahaan tersebut tidak lagi dapat memenuhi persyaratan kecukupan modal FCA Inggris. Dalam waktu dekat, kontrol eksternal akan diberlakukan dan program pemulihan finansial akan dimulai.
Mohon dicatat bahwa Alpari UK adalah badan hukum terpisah yang beroperasi dibawah brand Alpari dan situasi finansialnya tidak mempengaruhi perusahaan Alpari yang lain.
Secara khusus, Alpari Limited (Saint Vincent), Alpari Limited (Belize) and Alpari International Limited (Mauritius), Alpari Ltd. (Bermuda) baru-baru ini telah merubah persyaratan margin untuk EURCHF guna melindungi klien. Berkat langkah tersebut, perusahaan-perusahaan itu tidak menghadapi kesulitan finansial apapun, dan bisa menyediakan layanan mereka sepenuhnya.
Hormat Kami,
Alpari"
Dalam perkembangan selanjutnya, dikabarkan FXCM tengah mencari penyelamatan (bail out), yang didapatkannya dari perusahaan finansial Leucadia National. Menurut laporan CNBC, guna mengatasi kerugian sebesar 225 juta Dolar AS dan kejatuhan saham hingga 70%, FXCM menerima 300 juta Dolar AS dari Leucadia National dalam bentuk pinjaman berjangka waktu 2 tahun dengan bungaa 10%. Berdasarkan teks perjanjian yang bocor keluar, disebutkan bahwa jika kelak FXCM dijual, maka Leucadia akan mendapatkan sebagian dari hasil penjualan tersebut. Broker lain yang juga mengalami kerugian selain FXCM adalah IG, Interactive Brokers, LCG, dan Swissquote, namun nampaknya mereka masih bisa menangani sendiri kerugian besar yang diderita.
Tes Stress Para Broker Forex
Sebuah laporan tentang industri forex oleh bank sekaligus trader institusional CITI pada Januari 2014 menyebutkan bahwa FXCM, Alpari, dan IG termasuk 10 broker dengan pangsa pasar terbesar di Dunia. Hal ini menjadikan keputusan dadakan SNB semacam "tes stress" yang akan menunjukkan siapa-siapa broker yang benar-benar handal dan bisa dipercaya. Besar kecilnya suatu broker jelas tidak berkorelasi dengan kehandalannya.
Persentase pangsa pasar 10 broker forex global terbesar: 1. GMO Click, 2. DMM.com, 3.FXCM, 4. SaxoBank, 5. Alpari, 6. Cyber Agent FX, 7. Gaitame Online, 8. GAIN CAPITAL, 9. IG Group, 10. OANDA
Sumber: laporan industri forex oleh Bapi Maitra dari CitiFX
Karenanya, sebuah forum yang mendiskusikan siapa broker bonafid dan siapa yang tidak pasca pengumuman SNB segera terbangun di forexfactory, dengan pembicaraan berkisar antara mana broker yang menjalankan Stop Loss sesuai instruksi dan mana yang membatalkan atau bersedia membayar profit dari trading CHF saat itu. Diskusi tersebut mengungkap bahwa permasalahan utama yang dihadapi trader adalah kerugian akibat slippage dan ketidakpastian penarikan (withdrawal) profit bagi yang trading-nya sukses.
Permasalahan-permasalahan ini utamanya muncul karena dua hal:
1. Kegagalan Platform dan Hilangnya Likuiditas
Banyak broker mengambil quote harga dari platform bank-bank mayor yang mengalami crash setelah pengumuman SNB. Sistem Autobahn milik Deutsche Bank, misalnya, sempat shut down beberapa saat; suatu hal yang juga dialami oleh bank-bank lain. Seiring dengan membekunya quotes, dikatakan stop loss menjadi tak berfungsi dan target profit tembus gara-gara gap harga yang terlalu luas antara sebelum quote dibekukan dan setelahnya. Lebih dari itu, likuiditas dari bank-bank besar dikabarkan kosong, sehingga para broker tidak bisa menindaklanjuti transaksi apapun yang dimaksudkan sebagai manuver mengatasi kerugian.
2. Leverage Terlalu Besar
Trading dengan leverage berarti bahwa broker "meminjamkan" dana kepada trader, dimana trader hanya perlu menyediakan dana dalam jumlah kecil untuk bertrading beberapa ratus kali lipat dari besar dana tersebut. Oleh karena itu, dalam insiden semacam ini, trader hanya menanggung kerugian kecil pula, setara dengan besar margin yang disediakannya; sedangkan para broker harus menanggung sisanya yang berjumlah luar biasa besar (khususnya bila upaya Hedging mereka gagal). Inilah alasan mengapa regulator di Amerika Serikat dan Jepang membatasi leverage maksimum 1:50 dan 1:25, serta mengapa Rusia meniru langkah yang sama Desember 2014 lampau. Sayangnya, regulator Inggris, Eropa, dan wilayah lain masih mengizinkan leverage hingga ratusan.
Bisnis Seperti Biasa
Syukurnya, tak semua broker forex hancur. Segera setelah "bom SNB meledak", broker asal Kanada OANDA merilis pernyataan bahwa mereka "...tidak melakukan re-quote ataupun mengamandemen trading klien dalam pair cross CHF apapun." sekaligus juga, "...memaafkan semua balance negatif klien yang disebabkan (oleh kondisi dimana) klien tidak bisa cepat menutup posisi mereka (sesuai dengan regulasi yang berlaku)." Broker-broker lain tidak se-murah hati itu, tetapi mereka juga mengumumkan bahwa perusahaan baik-baik saja dan tetap akan menjalankan bisnis seperti biasa meski pair-pair CHF mungkin ditutup untuk sementara. Berikut ini daftar dari beberapa broker forex yang telah menyatakan tidak terpukul "Bom SNB" dan tetap menjalankan bisnis seperti biasa:
- AAAFX (ZuluTrade)
- AvaTrade
- Dukascopy
- EasyForex
- EToro
- Exness
- ForexBroker.Inc
- FXPrimus
- FXDD Global
- FXOpen
- FXPro
- FXTM
- Gain Capital (Forex.com)
- HotForex
- HY Markets
- IC Markets
- Iron FX
- OANDA
- OctaFX
- ORBEX
- Pepperstone
- Plus500
- RoboForex
- Saxobank
- ThinkForex
- TradeNext
- Tradeview Markets
- Varengold
- XM
- Dan lain-lain.
Sebagian besar broker tersebut menjelaskan bahwa kemampuan mereka untuk bertahan adalah berkat manajemen risiko solid dan solvabilitas terjaga, sehingga kerugian, jika ada, berjumlah kecil dan terkendali. Sementara beberapa menyebutkan bahwa mereka telah memperkirakan langkah SNB, sehingga telah mengubah persyaratan margin pair-pair CHF dan dengan demikian terlindungi dari bencana; diantaranya ActivTrades, Dukascopy, and Gain Capital (Forex.com).
Gelombang yang ditimbulkan oleh kekacauan ini masih belum reda. Excel Market sudah jelas tutup, tetapi nasib Alpari UK serta FXCM masih belum menentu. Banyak trader juga masih menunggu respon komplain di beberapa broker. Pula, banyak broker belum merilis pernyataan mereka terkait insiden ini. Dalam beberapa hari kedepan, kita akan melihat lebih jauh, mana broker yang memang bisa bertahan walau diterpa badai, dan mana yang gagal.
Apakah broker Anda lolos "tes stress" ini? ceritakan pengalaman Anda.
Update
Senin, 19 Januari 2015
- Alpari UK batal menyatakan kebangkrutan, dan kini sedang mencari pihak yang bersedia membeli atau membail-out perusahaan tersebut. Tetapi Alpari Jepang yang merupakan subsidiary Alpari UK telah menginstruksikan klien-kliennya untuk menarik dana sesegera mungkin dari segregated account. Alpari Jepang telah menutup operasi dan menerima peringatan dari regulator Jepang.
- Broker berbasis DMA Advanced Markets dan broker asal Inggris ETX Capital menyatakan tidak terkena dampak dari pengumuman SNB dan bisa terus beroperasi seperti biasa.
- Sistem pembayaran online Skrill (Moneybookers) membekukan penarikan dana dari rekening sejumlah broker forex.
- CITI, bank dealer sekaligus trader forex terbesar di dunia yang juga terhubung dengan FXCM, mengumumkan kerugian di pihaknya mencapai lebih dari 150 juta Dolar AS.
- Otoritas pasar finansial terkemuka meminta broker-broker forex dibawah naungannya untuk melakukan evaluasi dan melaporkan dampak "Bom Swiss" sesegera mungkin, termasuk FCA Inggris, CySEC Siprus, FMA New Zealand, dan regulator Hongkong.
- Sejumlah broker yang meraih profit di tengah volatilitas pasar pasca pengumuman SNB dikabarkan tengah mencari broker lain untuk diakuisisi dalam upaya untuk memanfaatkan momen guna mengembangkan bisnis. Namun berita-berita akusisi saat ini masih berupa rumor.
- Broker forex asal New Zealand, Global Brokers NZ mengumumkan kebangkrutan dimana mereka tidak mampu lagi memenuhi persyaratan modal minimum yang diberlakukan FMA New Zealand, dan terpaksa gulung tikar. Ini merupakan broker kedua setelah Excel Markets yang tutup pasca pengumuman SNB.
Rabu, 21 Januari 2015
- Alpari UK secara resmi telah memasuki prosedur penyelesaian kebangkrutan dibawah pengawasan regulator FCA Inggris. Hingga kini belum ada entitas yang bersedia membeli Alpari, sehingga FCA diperkirakan akan segera mengambil tindakan lain. Saat ini Alpari UK ditempatkan dibawah administrasi perusahaan hjasa audit KPMG yang akan mencari cara untuk pengembalian dana klien dari akun terpisah (Segregated Account) secepatnya. Sementara Regulator JFSA Jepang telah mengkonfirmasi bahwa Alpari Jepang sebagai subsidiary Alpari UK akan dilikuidasi dan dana klien akan dikembalikan sepenuhnya.
- Per tanggal 20 Januari 2015, Skrill (Moneybookers) telah mulai menjalankan kembali pemrosesan withdrawal dana dari broker-broker forex.
- Sikap para broker forex terkait balance negatif yang ditimbulkan dalam insiden ini berbeda-beda. Gain Capital (Forex.com) dan FXCM dilaporkan mengirim surat elektronik yang meminta klien agar membayar "utang" mereka. Sedangkan Dukascopy memutuskan untuk menghapus semua balance negatif klien yang ditimbulkan oleh pergolakan pasar gara-gara SNB, dan MFX Broker menyiapkan dana kompensasi untuk semua klien yang mengalami kerugian dalam pair-pair CHF terkait dengan insiden ini.
- XTB Broker asal Eropa melaporkan profit 17.4 juta USD pasca pengumuman SNB berkat pemberlakuan leverage konservatif dan penerapan strategi khusus pada pair-pair CHF sejak beberapa bulan sebelumnya.
- Broker FBS, Instaforex, dan Tickmill (pindahan dari Armada Markets) menyatakan tidak terkena pengaruh besar dari Bom SNB dan operasional bisnis berjalan seperti biasa, walaupun trading pada pair-pair CHF dihentikan untk sementara.
Komentar : 10