Seputarforex.com - Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney, memperingatkan bahwa volatilitas pasar dapat terjadi, menyusul kekalahan PM Theresa May dalam voting kesepakatan Brexit di Parlemen.
"Pasar sedang menunggu," kata Carney kepada para anggota parlemen Rabu sore ini (16/Januari). Pernyataan tersebut merupakan penjelasan mengenai rebound Poundsterling yang sangat signifikan setelah hasil voting parlemen diumumkan.
Sebagai informasi, pasca penolakan parlemen terhadap draft Brexit PM May, Sterling tak menunjukkan penurunan signifikan. Alih-alih, GBP/USD justru menguat kembali dengan cepat, begitu juga dengan pergerakan Pound terhadap Euro. Hasil voting Parlemen ini memang sudah diperkirakan oleh sebagian besar pelaku pasar.
Menurut Carney, hal itu merefleksikan bahwa sentimen pasar tak lagi mengkhawatirkan perseteruan antara Inggris dan Uni Eropa, meskipun No Deal Brexit masih mungkin terjadi. Oleh sebab itu, hasil voting hanya akan sedikit saja membebani Pound, walaupun volatiltas tinggi akan muncul dalam jangka pendek.
Pasar Mengekspektasikan Deadline Brexit Diundur
Sembari menegaskan bahwa pernyataannya adalah murni dari pengamatan pasar, bukan opini personal, Carney menambahkan bahwa rebound Pound pasca voting menunjukkan adanya ekspektasi bahwa proses pencapaian solusi Brexit akan diperpanjang. Dengan kata lain, Deadline Brexit diharapkan dapat diundur dari yang sudah ditetapkan, yakni 29 Maret 2019.
"Rebound Pound tampil untuk merefleksikan sejumlah ekspektasi bahwa proses pencapaian solusi akan diperpanjang, dan bahwa prospek No Deal Brexit kemungkinan mulai memudar... hal itu berada di tangan Parlemen. Pasar dan negara ini akan menunggu (kebijakan) parlemen untuk menentukan arah selanjutnya, dan sebagian mengekspektasikan bahwa volatilitas akan berlanjut," papar Carney di hadapan para anggot komite keuangan.