EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 37,768.69   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 11 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 11 jam lalu, #Saham AS

China Buka Pembatasan COVID, Harga Minyak Naik

Penulis

Harga minyak menguat setelah pemerintah China merealisasikan pembukaan wilayah untuk wisatawan yang datang ke China. Hal ini menghidupkan kembali prospek permintaan minyak di tahun 2023.

Seputarforex - Harga minyak menguat pada perdagangan awal pekan (09/Januari), didukung kabar positif dari China yang resmi membuka pembatasan Internasional mereka sepenuhnya untuk pertama kali sejak 2020. Pada saat berita ini ditulis, Brent menguat 1.95 persen pada kisaran $80.17 per barel, sementara minyak mentah AS menguat 2.2 persen dan kini bergerak pada kisaran $75.30 per barel.

Harga minyak naik

Kendati masih ditemukan lonjakan kasus COVID di beberapa kawasan, China akhirnya tetap membuka pembatasan mereka setelah kebijakan Zero-COVID yang diterapkan selama ini dinilai tidak efektif dan justru berdampak buruk bagi perekonomian.

China memang telah berulang kali membuka dan menutup pembatasan sejak tahun 2020. Namun untuk pembukaan di awal 2023, pasar melihat ada indikasi pemerintah China telah meninggalkan kebijakan Zero-COVID, sehingga pembatasan kali ini diharapkan bermuara pada pembukaan sepenuhnya yang mengarah pada kondisi sebelum pandemi.

Kabar pembukaan pembatasan COVID oleh pemerintah China seketika melambungkan optimisme pasar terhadap prospek permintaan minyak tahun ini, mengingat posisi China sebagai negara importir minyak terbesar di dunia. Beberapa analis bahkan memperkirakan harga minyak berpeluang menguat hingga di atas $100 per barel tahun ini apabila resesi tidak terjadi.

Penguatan harga minyak siang mulai mengurangi pelemahan tajam yang terjadi pekan lalu. Saat itu, kontrak minyak Brent dan WTI merosot nyaris 9 persen, terbebani oleh kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi global yang diperkirakan bakal terjadi pada tahun ini.

"Pasar minyak mentah pekan lalu mengalami penurunan mingguan terburuk dalam sebulan terakhir karena kekhawatiran terhadap resesi parah tahun ini. Namun, kabar positif dari China diperkirakan mampu meredam penurunan secara jangka pendek," kata Tina Teng, analis CMC Markets dalam sebuah catatan.

Perhatian pasar selanjutnya tertuju pada rilis data Inflasi Konsumen AS yang dijadwalkan rilis pada hari Kamis (12/Januari). Data tersebut diperkirakan turun dari 7.1 persen menjadi 6.5 persen. Harga minyak berpeluang naik apabila inflasi AS turun lebih rendah ketimbang ekspektasi.

Download Seputarforex App

298805
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.