EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,986.22   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

China Ngotot Pertahankan Zero COVID, Harga Minyak Melemah

Penulis

Harga minyak kembali melemah karena pernyataan terbaru pejabat China yang kembali menegaskan kebijakan Zero COVID. Hal ini berisiko menurunkan permintaan minyak.

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia dibuka melemah pada perdagangan awal pekan (07/November). Minyak Brent dibuka melemah 1.2 persen pada kisaran $98.67 per barel, sementara minyak WTI berada turun 1.31 persen pada level $91.79 per barel.

China Ngotot Pertahankan Kebijakan Zero COVID, Harga Minyak Melemah

Pekan lalu, pasar sempat berspekulasi jika pemerintah China akan mulai melonggarkan pembatasan COVID secara bertahap. Namun, otoritas China menampik kabar tersebut dalam statement akhir pekan lalu. Hal ini praktis memicu kekecewaan pasar minyak yang sebelumnya mengharapkan peningkatan permintaan minyak dari China.

"Harga minyak melemah pada perdagangan awal pekan karena ditekan oleh pernyataan terbaru otoritas China yang berjanji untuk mempertahankan upaya pencegahan COVID secara ketat. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan Zero COVID masih akan ditegakkan menyusul kenaikan jumlah kasus infeksi di beberapa kawasan China baru-baru ini," kata analis CMC Markets, Tina Teng dalam sebuah catatan.

Saat ini, muncul ketidakpastian apakah pembatasan akan kembali diberlakukan di beberapa kota utama China seperti pada kuartal kedua lalu. Jika kebijakan tersebut diterapkan, prospek pertumbuhan ekonomi China tentu akan semakin mengkhawatirkan.

"Pasar energi dunia tengah menghadapi tanda-tanda penurunan permintaan karena harga minyak yang dinilai sudah tinggi akhir-akhir ini. Di samping itu, latar belakang pelemahan pasar negara maju seperi kawasan Eropa dan AS telah membebani pergerakan harga minyak," ujar seorang analis ANZ dalam sebuah catatan. Meskipun begitu, ia masih memperkirakan jika permintaan minyak akan meningkat 0.6 juta bph pada kuartal terakhir 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Terlepas dari sikap pemerintah China yang tidak ingin melepaskan kebijakan Zero COVID, prospek harga minyak juga akan dipengaruhi secara kuat oleh pergerakan Dolar AS, keputusan The Fed terkait kebijakan suku bunga, dan manuver OPEC+.

Download Seputarforex App

298497
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.