EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.33/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,174.72   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 5 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 5 jam lalu, #Saham Indonesia

Corona Makin Tak Terkendali, Harga Minyak Di Ambang 30 USD

Penulis

Harga minyak terus tertekan di tengah kekhawatiran investor terhadap kemungkinan terjadinya resesi global akibat penyebaran virus Corona.

Seputarforex.com - Harga minyak mentah dunia sempat merosot di bawah $30 per barel pada sesi perdagangan hari Senin kemarin (16/Maret), sebelum menguat terbatas pada pagi ini. Pelemahan tajam yang terjadi pada komoditas emas hitam ini dipicu oleh semakin luasnya penyebaran virus Corona, yang hingga kini telah menimbulkan korban jiwa lebih dari 7,000 orang.

Pada saat berita ini ditulis, minyak Brent berada di kisaran $30.72 per barel, sedikit di atas harga pembukaan harian di $30.95. Sementara itu, harga minyak WTI masih berkutat di bawah ambang $30 meski sedikit naik dari harga Open harian.

Harga minyak turun

Secara keseluruhan, harga minyak telah anjlok lebih dari 30 persen di bulan ini. Ancaman resesi global karena Corona dan stok minyak mentah yang membanjir di pasaran menjadi faktor utamanya.

 

Permintaan Merosot, Suplai Minyak Melimpah

Akibat penyebaran Corona yang semakin meluas, banyak negara mengambil langkah Lockdown yang berakibat langsung pada lumpuhnya aktivitas ekonomi. Hal ini tentu berisiko menurunkan permintaan pasar terhadap minyak.

Masih berlanjutnya perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia pun semakin memperburuk keadaan. Padahal, keduanya merupakan salah satu negara dengan output minyak harian terbesar di dunia saat ini. Terbaru, perusahaan minyak Saudi, Aramco, menegaskan rencana untuk menggenjot produksi minyak ke rekor tertinggi dalam upaya meningkatkan pangsa pasar global.

"Saudi Aramco kemungkinan akan meningkatkan produksi minyak secara lebih besar pada bulan Mei. (Maka), kita harus bersiap melihat harga minyak akan semakin rendah dari level saat ini," kata Amin Nasser, CEO Saudi Aramco dalam pernyataan terbarunya.

Dengan sikap Saudi dan Rusia yang sama-sama berjanji akan meningkatkan produksi minyak, IHS Markit memperkirakan bahwa kelebihan pasokan minyak bisa mencapai 800 juta hingga 1.3 miliar barel, atau dua hingga tiga kali lipat lebih besar daripada periode 2015-2016 ketika OPEC meningkatkan produksi untuk memerangi industri minyak AS.

292345
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.