EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,063.42   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 17 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 17 jam lalu, #Saham AS

CPI China Naik, IMF Naikkan Forecast Ekonomi

Penulis

Inflasi konsumen China naik pada bulan Maret sesuai dengan ekspektasi hingga mencatat kenaikan tahunan terbesar sejak Oktober tahun lalu.

Pada hari Kamis (11/April), Departemen Statistik China merilis data inflasi konsumen (CPI) yang tercatat naik ke 2.3 persen YoY di bulan Maret. Angka tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya, dan lebih tinggi dari rilis bulan Februari yang 1.5 persen YoY. Peningkatan CPI China kali ini sekaligus menjadi kenaikan Year-over-Year paling pesat sejak Oktober 2018.

Inflasi tahunan China

Dalam waktu bersamaan, Departemen terkait juga merilis inflasi produsen (PPI) China yang naik 0.4 persen YoY pada bulan Maret. Sama seperti rilis CPI, laporan ini sesuai dengan forecast ekonom sebelumnya, dan lebih baik dari kenaikan 0.1 persen YoY selama periode Februari.

Perlu diketahui, perekonomian China dalam beberapa waktu terakhir sedang disorot pelaku pasar, karena muncul tanda-tanda kerusakan yang dipicu oleh perang dagang selama berbulan-bulan dengan AS. Perlambatan aktivitas ekonomi China telah memaksa pemerintah negeri Tirai Bambu melakukan intervensi guna meredam perlambatan lebih lanjut. Alhasil, beberapa rilis data ekonomi China yang lain mencatatkan rebound, seperti data CPI dan PPI di atas, juga PMI Manufaktur yang kembali ke jalur ekspansi.

 

IMF Naikkan Forecast Pertumbuhan Ekonomi China 2019

Dari laporan terpisah, Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk China di tahun 2019. Hal tersebut dilakukan IMF setelah melihat adanya upaya dari Pemerintah China untuk mendukung ekonomi, dan kemajuan pembicaraan dengan AS dalam upaya mengakhiri perang dagang.

Dalam rilisan World Economic Outlook terbarunya, IMF mengungkapkan bahwa ekonomi China diproyeksikan tumbuh 6.3 persen pada tahun 2019, lebih tinggi dari forecast sebelumnya yang sebesar 6.2 persen. Meskipun demikian, pasar memandang bahwa perekonomian China tetap melambat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan 6.6 persen pada tahun lalu, saat ekonomi China mencatat kinerja terburuknya dalam kurun waktu 28 tahun terakhir.

Untuk proyeksi tahun 2020, IMF memilih untuk menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China dari 6.2 persen menjadi 6.1 persen saja.

"China telah meningkatkan stimulus fiskal untuk meredam dampak perang dagang. Sementara itu, secara keseluruhan, ekonomi China tetap akan melunak karena ada banyak risiko penurunan. Kemungkinan pertumbuhan China akan mengejutkan pada sisi negatifnya," kata penasihat ekonomi IMF, Gita Gopinath, dalam laporan yang ditulisnya.

288097
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.