Pada saat pembukaan pasar Sydney hari Senin (23 Juli), Dolar Australia masih mempertahankan penguatan akhir pekan lalu karena tidak ada rilis data ekonomi penting. Munculnya cuitan Presiden Donald Trump di Twitter membantu Aussie mempertahankan gain di awal pekan ini. Selain terhadap Dolar AS, Aussie juga menguat terhadap mata uang mayor lain. Pada pukul 5:00 WIB, Aussie menguat 0.18 persen terhadap Yen, naik 0.22 persen terhadap Euro, menguat 0.32 persen terhadap Sterling, dan naik 0.33 persen terhadap Kiwi.
Cuitan Twitter Presiden Trump Lemahkan Greenback
Komentar Presiden Trump di media sosial Twitter pada akhir pekan lalu menjadi salah satu faktor yang mendorong Dolar Australia. Inilah pernyataan kontroversial Trump di akun Twitter-nya.
China, the European Union and others have been manipulating their currencies and interest rates lower, while the U.S. is raising rates while the dollars gets stronger and stronger with each passing day - taking away our big competitive edge. As usual, not a level playing field...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 20, 2018
"China, Uni Eropa dan negara lainnya telah memanipulasi mata uang dan suku bunga mereka lebih rendah, di saat AS menaikkan suku bunga sehingga Dolar semakin menguat setiap harinya. Hal itu menghilangkan sisi kompetitif kami."
Setelah itu, Trump juga berkomentar mengenai kenaikan suku bunga Fed.
....The United States should not be penalized because we are doing so well. Tightening now hurts all that we have done. The U.S. should be allowed to recapture what was lost due to illegal currency manipulation and BAD Trade Deals. Debt coming due & we are raising rates - Really?
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 20, 2018
"AS tidak seharusnya dihukum, karena kami telah melakukannya dengan sangat baik. Pengetatan (kenaikan suku bunga) sekarang menyakiti semua yang telah kami lakukan. (Oleh karena itu) AS harus diizinkan untuk mengambil kembali apa yang hilang akibat manipulasi mata uang ilegal dan transaksi perdagangan yang buruk. Utang sebentar lagi jatuh tempo tapi kita malah menaikkan suku bunga - yang benar saja?"
Kedua cuitan Trump pada akhir pekan lalu membebani Dolar AS dan membantu mata uang mayor lain seperti Dolar Australia untuk menguat. Pernyataan Trump itu lantas menuai banyak reaksi dari ekonom, salah satunya Rodrigo Catril, seorang analis FX senior di National Australia Bank (NAB). Ia mengatakan, "Pernyataan Presiden Trump yang terkesan tidak puas dengan penguatan Dolar AS selama ini, membatasi potensi keuntungan Greenback dalam jangka pendek," demikian uangkapnya.