EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.81   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   EUR/JPY pertahankan kenaikan setelah hasil beragam dalam data IMP Jerman dan zona Euro, di atas level 165.00, 57 menit lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP terdepresias ke dekat level 0.8600 setelah hasil beragam dalam data IMP zona Euro dan Inggris, 58 menit lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/JPY naik ke puncak baru harian, di atas pertengahan 191.00 setelah IMP Inggris beragam, 59 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling incar lebih banyak penurunan di tengah kuatnya prospek penurunan suku bunga BoE, 1 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Data Inflasi Inggris Gagal Hapus Prospek BoE Rate Cut

Penulis

Publikasi data inflasi Inggris menjelang rapat kebijakan BoE besok, kembali memantik spekulasi seputar prospek pemangkasan suku bunga.

Pound melanjutkan pelemahan dalam perdagangan hari ini (18/Desember), meskipun dalam laju yang relatif lebih lambat. Setelah terpukul oleh berita negatif terkait brexit kemarin, Pound didongkrak oleh kenaikan inflasi Inggris yang melampaui ekspektasi pada bulan November. Akan tetapi, laju inflasi tahunan masih jauh dari target yang ditentukan oleh bank sentral Inggris (BoE), sehingga gagal memudarkan spekulasi seputar prospek pemangkasan suku bunga.

Saat berita ditulis pada pertengahan sesi Eropa, pasangan mata uang GBP/USD diperdagangkan sekitar level 1.3111. Momentum bullish Pound belum sanggup pulih, karena PM Boris Johnson dikhawatirkan bakal memicu terjadinya "Hard Brexit" atau "No-Deal Brexit" tahun depan.

GBPUSD DailyGrafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Pertumbuhan inflasi Inggris tetap tercatat 1.5 persen (Year-on-Year) pada bulan November 2019, bukannya menurun ke 1.4 persen sebagaimana diperkirakan oleh pelaku pasar. Inflasi Inti (Core CPI) yang dianggap sebagai barometer inflasi konsumen lebih andal, juga stagnan pada level 1.7 persen.

Data ini kembali memantik perbincangan tentang prospek pemangkasan suku bunga. Sejumlah pihak menilai ada kemungkinan kecil BoE akan melakukan rate cut di masa depan, meskipun mayoritas analis yakin kalau suku bunga bakal dipertahankan pada level 0.75 persen dalam rapat kebijakan BoE yang diselenggarakan besok.

"Laju inflasi yang tidak berubah itu sedikit di atas proyeksi yang dibuat oleh BoE maupun forecast konsensus pada 1.4 persen. (Namun) dengan inflasi jauh di bawah target (2 persen), sedikitnya sinyal tekanan harga yang mendasari, dan pertumbuhan GDP yang berada di bawah tren, (kemungkinan) pemangkasan suku bunga pada hari Kamis (besok ataupun tahun depan -red) tidak bisa sepenuhnya diabaikan," kata Ruth Gregory dari Capital Economics.

Sedangkan Samuel Tombs dari Pantheon Macroeconomics berpendapat, "Bagaimanapun MPC (BoE) kemungkinan akan tetap berfokus pada inflasi yang tumbuh secara domestik, yang kami perkirakan akan terus menguat secara moderat, sebagai respons terhadap ketatnya pasar tenaga kerja dan kemungkinan kenaikan pertumbuhan GDP pada paruh pertama tahun 2020. Dengan demikian, kami terus berpikir bahwa investor saat ini keliru memperhitungkan peluang 50 persen untuk pemangkasan suku bunga oleh MPC pada paruh pertama tahun depan."

291363
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.