iklan |
iklan |
Seputarforex - Data Non-farm Payroll yang dirilis pada sesi New York hari ini (7/Juli) mengecewakan pasar, sehingga Indeks Dolar AS (DXY) terperosok sekitar 0.4% ke 102.60-an. Dolar AS pun melemah terhadap berbagai mata uang lain, khususnya USD/JPY yang ambles lebih dari 1% sampai level terendah sepuluh hari pada 142.30-an. Kendati demikian, para analis meyakini data tenaga kerja AS ini tak mengusik ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed ke depan.
US Bureau of Labor Statistics melaporkan jumlah payroll non-pertanian hanya bertambah 209k pada Juni 2023, lebih sedikit daripada estimasi konsensus yang sebesar 225k. Sementara itu, data payroll periode Mei 2023 direvisi turun dari 339k menjadi 306k.
Ini merupakan pertama kalinya perilisan data aktual Non-farm Payroll meleset dari ekspektasi dalam 15 bulan terakhir. Data NFP yang lebih lemah juga mengingkari harapan pasar sehubungan dengan rilis laporan ADP dan ISM yang apik kemarin. Akibatnya, pasar langsung bereaksi negatif dan dolar AS melemah dalam semua pasangan mata uang mayor.
Rincian lain pada paket laporan ketenagakerjaan AS kali ini sebenarnya tetap solid. Tingkat Pengangguran AS turun dari 3.7% menjadi 3.6%, sesuai ekspektasi pasar. Pendapatan Rata-Rata Perjam tumbuh 0.4%, lebih moncer daripada estimasi konsensus yang dipatok pada 0.3% (month-over-month). Keduanya menandakan tekanan inflasi dari pasar tenaga kerja AS masih sangat kuat, sehingga mengonfirmasi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut yang dicanangkan Jerome Powell.
"Penurunan rekrutmen adalah perkembangan yang baik, tetapi laju rekrutmen masih di atas pertumbuhan populasi usia produktif. Dikombinasikan dengan tekanan gaji yang berkelanjutan dan penurunan tingkat pengangguran, semua ini menempatkan The Fed pada jalur untuk menaikkan bunga sebanyak 25 basis poin masing-masing pada Juli dan September hingga mencapai tingkat bunga terminal," kata Katherine Judge, ekonom di CIBC Capital Markets.