EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,992.60   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 14 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 14 jam lalu, #Saham AS

Data Pengeboran Di AS Dorong Harga Minyak Naik

Penulis

Data pengeboran dari Baker Hughes mengindikasikan kemungkinan kalau laju produksi minyak mentah di AS bakal mulai melambat, dan ini mendukung harga minyak naik.

Seputarforex.com - Harga minyak cenderung stabil di level tinggi pada awal perdagangan hari Senin pagi ini (21/Agustus). Pada akhir pekan lalu, data pengeboran dari Baker Hughes mengindikasikan kemungkinan kalau laju kenaikan produksi minyak mentah di AS bakal mulai melambat.

Pengeboran Minyak Di AS

 

Harga Minyak Bumi Naik 3 Persen Minggu Lalu

Pada penghujung sesi perdagangan Amerika hari Jumat, harga minyak acuan melonjak 3 persen. Pagi ini, minyak mentah Brent diperdagangkan di kisaran $52.68 per barel, hanya turun 3 sen dari harga penutupan sebelumnya. Sementara West Texas Intermediate (WTI) bertahan di kisaran $48.50, lengser 1 sen dari harga penutupan.

Kenaikan harga minyak bumi yang cukup pesat terjadi menyusul rilis dua data penting dari Amerika Serikat. Pertama, data oil inventories yang dipublikasikan US Energy Information Administration (EIA) menunjukkan penurunan sebesar 13 persen dari level tinggi bulan Maret, ke total 466.5 juta barel. Kedua, jumlah sumur pengeboran minyak aktif (oil drilling rigs) dalam data Baker Hughes menurun dari 768 ke 763 dalam periode sepekan yang berakhir tanggal 18 Agustus.

"(Jumlah sumur) pengeboran mengalami penurunan terbesar sejak bulan Januari, menambah (banyaknya) tanda-tanda bahwa pengetatan di pasar telah dimulai," ujar ANZ Bank, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

 

Libya Alami Force Majeure Lagi

Di benua berbeda, ladang minyak Sharara di Libya ditutup untuk sementara sejak Sabtu lalu dengan alasan force majeure. Rumornya, terjadi blokade pada terminal penting dari ladang minyak yang menghasilkan 280,000 barel per hari (bph) tersebut, tetapi belum jelas siapa pelakunya maupun latar belakang kejadian. Dalam jangka pendek, force majeure tersebut bisa meredam ekspor minyak dari negeri anggota OPEC yang sempat dikecualikan dari kesepakatan pemangkasan output gegara seringnya terjadi konflik bersenjata ini.

Walau ada support kuat yang mencegah harga minyak bumi jatuh; analis berpendapat, minyak juga minim pendorong untuk bergerak ke tingkat harga yang lebih tinggi. Dalam sebuah catatan untuk klien, bank multinasional asal AS, Citi, menyatakan, "Walau sentimen bearish akhirnya sudah berbalik, posisi investor nampak tegang pada kedua sisi (long dan short), mengindikasikan tak adanya keyakinan kuat di pasar minyak saat ini."

279965
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.