Seputarforex.com - Dolar AS berusaha membatasi penurunannya di sesi perdagangan Selasa (06/Agustus) malam ini. Konflik antara Washington dan Beijing masih menjadi isu fundamental utama yang memengaruhi gerak Dolar. Sementara data ekonomi AS yang dirilis malam ini hanya memberikan dampak medium.
JOLTS AS Turun
Jumlah pembukaan lapangan kerja di AS turun tipis dari periode sebelumnya. Di bulan Juni 2019, angka Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) tercatat berada di level 7.348 juta, berkurang dari bulan sebelumnya di angka 7.384 juta. Meski demikian, penurunan itu masih lebih tinggi daripada ekspektasi penurunan ke angka 7.317 juta. Pembukaan lapangan kerja di sektor hiburan dan pelayanan mengalami penurunan hingga 93,000. Akan tetapi, hal itu diimbangi dengan kenaikan pembukaan lowongan kerja di sektor Real Estate, Persewaan, dan Leasing.
Penurunan Dolar AS Mulai Terbatas, Fokus Masih Ke AS-China
Laporan tersebut berdampak sedang pada Dolar AS malam ini. Pasalnya, pasar forex masih didominasi oleh memburuknya hubungan dagang AS-China pasca kabar devaluasi Yuan kemarin. Indeks Dolar AS (DXY) menguat 0.21 persen ke 97.60. Walaupun masih di kisaran rendah empat hari, Indeks Dolar AS setidaknya tidak melanjutkan penurunan.
Perhatian pasar saat ini masih tertuju pada perkembangan konflik AS-China. Setelah menghentikan pembelian produk pertanian AS dan menaikkan tarif impor barang AS per tanggal 3 Agustus, Beijing memperingatkan bahwa keputusan Washington yang mencap China sebagai manipulator mata uang dapat menyebabkan kekacauan dalam pasar finansial.
Seolah tak peduli, Presiden AS Donald Trump justru meremehkan dampak perang dagang dengan China. Ia sangat percaya diri bahwa investasi ke AS tidak banyak terganggu oleh perseteruan ini. Trump juga berjanji akan membela para petani AS dalam menghadapi pembalasan China.
"Sejumlah besar uang dari China dan bagian lain dunia tercurah ke Amerika Serikat untuk alasan keamanan, investasi, dan suku bunga! Kita berada dalam posisi yang sangat kuat," kicau Trump.
Menurut Takuya Kanda, analis forex dari Gaitame Research Institute di Tokyo, perang dagang AS dan China sekarang ini telah memasuki fase baru. Pasar pun sangat tak yakin akan apa yang terjadi selanjutnya. Tipe ketidakpastian semacam ini akan terus melemahkan Yuan, sementara Dolar AS pun akan lemah versus Yen.