 iklan |  iklan |
Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) meroket lebih dari 1 persen hingga mencapai rekor tertinggi harian pada 104.85 dalam perdagangan sesi Eropa hari Selasa (3/Januari), sebelum akhirnya melandai ke level 104.45 saat memasuki sesi New York. Greenback berupaya mematahkan tekanan bearish yang menindihnya selama akhir tahun lalu, menjelang rilis notulen rapat FOMC dan data Nonfarm Payroll pekan ini.
Grafik DXY Daily via TradingView
Dolar AS menguat pesat dalam perdagangan sesi Eropa pertama tahun 2023. Belum ada berita berdampak besar yang menjadi katalis signifikan, tetapi kebangkitan volatilitas dan aktivitas pasar cenderung menguntungkan bagi greenback.
Beragam mata uang mayor keok terhadap dolar AS. EUR/USD, AUD/USD, dan NZD/USD masing-masing ambles lebih dari 0.8 persen pada akhir sesi Eropa. GBP/USD juga terus tertekan pada kisaran 1.2020-an. Dolar AS hanya melemah terhadap yen, dengan USD/JPY terpuruk pada kisaran 130.40-an untuk hari kedua beruntun.
"FX hidup kembali pagi ini dengan dolar beranjak dari level rendah," kata Kenneth Broux, analis dari Societe Generale, "Pembalikan rata-rata dalam yield (obligasi) dan pergerakan dolar terjadi pada hari ini tanpa berita makro baru... ini menunjukkan bahwa peningkatan yield dan pelemahan dolar minggu lalu terlalu dibesar-besarkan dan berhubungan dengan minimnya likuiditas akhir tahun."
Tren musiman menunjukkan bahwa Dolar AS cenderung menguat tiap bulan Januari, sehingga mata uang-mata uang rivalnya terancam melemah lebih lanjut. Kendati demikian, kurs dolar AS akan terus terpengaruh oleh persepsi pasar, keputusan bank sentral, dan perkembangan ekonomi.
Dalam jangka pendek, pelaku pasar perlu memantau rilis notulen rapat FOMC pada hari Rabu dan data Nonfarm Payroll pada hari Jumat. Hasil rapat FOMC Desember mengungkapkan niat The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam kurun waktu lebih lama demi mengendalikan inflasi. Pasar akan menelisik latar belakang dari opini The Fed tersebut dalam notulennya, serta berupaya mengukur kesesuaian rencana kebijakan itu dengan kondisi ekonomi terkini.
Komentar : 1