Seputarforex.com - Memasuki sesi New York, Rabu (07/November) malam, Dolar AS masih melemah dengan Indeks Dolar (DXY) yang jatuh hampir setengah persen. Hasil Pemilu Parlemen AS hari ini meningkatkan ekspektasi bahwa kebijakan fiskal AS kemungkinan besar akan menemui hambatan.
Dolar AS Pasca Pemilu Parlemen AS
Tahun ini, Dolar AS mengejutkan pasar forex global atas penguatannya, yang ditunjang oleh stimulus fiskal dari kebijakan Presiden AS Donald Trump. Kenaikan Dolar AS ini semakin disempurnakan oleh kenaikan suku bunga The Fed.
Namun per hari ini, hasil Pemilu Parlemen AS (Midterm Election) membuat Kongres AS terbagi dua: Partai Demokrat memegang suara mayoritas di House of Representatives, sedangkan Partai Republik--partai yang menaungi Trump--masih menguasai Senate. Artinya, kebijakan-kebijakan Trump (termasuk stimulus fiskal) diprediksi akan tersandung persetujuan dari House, sehingga politik AS akan menghadapi ketidakpastian baru.
Prospek berkurangnya stimulus fiskal turut meredakan tekanan yang ditimbulkan dari kenaikan suku bunga AS, tapi menambah tekanan turun terhadap yield-yield obligasi US Treasury. Bagi trader forex, ini berarti penguatan Dolar AS akan mereda.
"Ada asumsi yang tumbuh, yakni bahwa ruang untuk stimulus besar-besaran yang direncanakan oleh pemerintahan Trump akan makin menyempit dan hal ini akan melemahkan Dolar AS," kata Piotr Matys, ahli Forex dari Rabobank London.
Ingat, Masih Ada Kenaikan Suku Bunga The Fed
Meskipun prospek ketidakpastian politik akan menghantui dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek, pasar ekuitas justru reli. Hal ini karena muncul harapan bahwa pengurangan stimulus fiskal akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga AS. Jumat tengah malam nanti, The Fed akan mengumumkan hasil rapat FOMC. Pasar mengharap akan mendapatkan petunjuk untuk kenaikan suku bunga AS keempat kalinya, yang kemungkinan akan dilaksanakan bulan depan.