Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) membukukan kenaikan beruntun sejak akhir pekan lalu hingga mencapai kisaran 102.25 dalam perdagangan hari Selasa (2/Mei). Reli tersokong oleh beberapa rilis data ekonomi AS terbaru, serta tercapainya solusi untuk menalangi bank setempat yang bermasalah.
Grafik DXY Daily via TradingView
Pasar menerima kejutan positif dari data Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor manufaktur AS dalam perdagangan hari May Day kemarin. Laporan ISM menunjukkan kenaikan skor PMI manufaktur AS dari 46.3 menjadi 47.1 pada bulan April 2023, atau lebih unggul daripada estimasi konsensus yang hanya sebesar 46.8.
Angka PMI di bawah 50.0 sebenarnya masih menandakan kontraksi, tetapi rincian dalam laporan itu menggambarkan tanda-tanda pemulihan dalam semua subindeks. Subindeks harga dan ketenagakerjaan bahkan sudah kembali di atas ambang 50.0, menandakan ketangguhan tekanan inflasi dan ketatnya pasar tenaga kerja dalam bidang manufaktur AS.
"Sektor manufaktur AS mengalami kontraksi lagi; tetapi PMI Manufaktur membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menandakan kontraksi yang lebih lambat," kata Timothy R Fiore, Ketua Komite Survei Bisnis Manufaktur ISM, "Indeks komposit April mencerminkan perusahaan-perusahaan terus menyesuaikan output dengan permintaan pada paruh pertama 2023, dan bersiap-siap untuk pertumbuhan pada periode akhir musim panas/awal musim gugur."
Kurs dolar AS sontak menguat terhadap semua pasangan mata uang mayor pada sesi New York kemarin. Posisinya melemah terhadap mata uang Antipodean hari ini sehubungan dengan kenaikan suku bunga dadakan RBA, tetapi USD masih menekan euro dan sterling.
Menjelang rapat FOMC yang digelar pada tanggal 2-3 Mei 2023, kinerja data ekonomi AS menstabilkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin. Pengambilalihan First Republic Bank oleh JP Morgan juga meyakinkan pasar bahwa The Fed besok dapat mengambil keputusan suku bunga tanpa mengkhawatirkan dampaknya pada instabilitas sistem perbankan.
