EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 37 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 6 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 7 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Naik Meski Retail Sales Jauh Di Bawah Ekspektasi

Penulis

Dolar AS menguat mengabaikan rilis data Retail Sales yang anjlok di bawah ekspektasi. Investor lebih memilih Dolar karena fungsinya sebagai safe haven.

Seputarforex.com - Penjualan Ritel (Retail Sales) AS turun drastis di bulan Maret 2020. Kebijakan pemerintah Amerika Serikat untuk menutup pusat-pusat bisnis guna mencegah penyebaran virus Corona, menyebabkan pengurangan drastis terhadap sejumlah barang dan menurunkan aktivitas belanja masyarakat di negara tersebut.

Menurut laporan Departemen Perdagangan AS pada hari Rabu (15/April), penurunan Retail Sales dalam basis bulanan mencapai -8.7 persen di bulan Maret. Selain lebih buruk daripada ekspektasi penurunan ke -8.0 persen, data tersebut juga menjadi kemerosotan terbesar sejak tahun 1992.

united-states-retail-sales

Akan tetapi, Core Retail Sales yang tidak memasukkan penjualan otomotif menampilkan hasil lebih baik daripada ekspektasi. Walaupun terjun ke level negatif, Core Retail Sales AS bulan Maret berada di -4.5 persen, lebih tinggi daripada ekspektasi di -4.9 persen.

Lesunya penjualan kala pandemi Corona memang tidak bisa dihindari. Pemerintah di semua negara, tak terkecuali di AS, menyerukan kebijakan untuk tinggal di rumah demi menghindari penularan Covid-19. Jutaan warga Amerika tercatat kehilangan pekerjaan sehingga tak ada pemasukan untuk belanja lebih. Fenomena ini menguatkan analisis para ekonom bahwa Amerika akan menghadapi resesi yang dalam.

"Ekonomi hampir terjun bebas," kata Sung Won Sohn, dosen ekonomi di Loyola Marymount University. "Kita akan melihat sebuah dasar ketika jumlah infeksi virus Corona mulai stabil. Dasar tersebut akan sangat dalam dari kemunculannya."

 

Dolar AS Abaikan Rilis Retail Sales

Kendati data Penjualan Ritel tersungkur, Dolar AS justru menguat. Fungsi Dolar AS sebagai safe haven kembali diminati, setelah pasar memperkirakan bahwa kerusakan ekonomi global akibat pandemi akan berlangsung lama dan berlarut-larut. Di sesi perdagangan malam ini, Indeks Dolar AS (DXY) naik 0.84 persen ke 99.69, berusaha rebound dari penurunan sepanjang pekan lalu.

dxy15a

Antje Praefcke dari Commerzbank mengatakan bahwa para investor tengah bersiap menghadapi data-data ekonomi yang negatif. Hal inilah yang memungkinkan Dolar AS untuk kembali menguat.

"Ini artinya, hal yang terburuk akan segera datang ke pasar yang ibaratnya sedang mengikuti 'ice bucket challenge'. Oleh sebab itu, aksi penghindaran risiko akan meningkat dan memungkinkan Dolar AS untuk terapresiasi lagi," kata Praefcke.

292651
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.