Seputarforex - Dolar AS sedikit naik di sesi perdagangan Rabu (07/Juli) malam, menantikan rilis notulen kebijakan FOMC. Data JOLTs AS yang dirilis di bawah ekspektasi tidak mampu menggoyahkan kenaikan mata uang tersebut. Indeks Dolar AS diperdagangkan di 92.69, naik 0.16% saat berita ini ditulis.
Laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTs) AS yang mengukur permintaan perusahaan atas tenaga kerja, naik dari 9.19 juta ke 9.21 juta di bulan Mei. Namun, kenaikan tersebut lebih rendah daripada ekspektasi 9.30 juta. Rekrutmen juga menurun dari 6.0 juta menjadi 5.9 juta.
Andrew Hunter, ekonom dari Capital Economics berkomentar bahwa data JOLTs AS kali ini masih menunjukkan kekurangan yang akut. Namun secara umum, para ekonom memperkirakan jika krisis tenaga kerja akan mereda pada musim gugur bersamaan dengan sekolah-sekolah yang dibuka kembali.
Pasar Harapkan Sinyal Dimulainya Pengurangan Stimulus
Terlepas dari data JOLTs, notulen FOMC untuk pertemuan yang telah digelar pada Juni lalu diharapkan dapat memberi petunjuk mengenai waktu pelaksanaan pengurangan stimulus.
Valentin Marinov, analis di Credit Agricole mengatakan bahwa para investor ingin mempelajari lebih lanjut tentang kemungkinan waktu pengurangan QE. Bukti apapun yang menunjukkan bahwa para pejabat sedang berdiskusi konkret tentang kecepatan dan waktu potensial untuk pengurangan stimulus akan dianggap sebagai kejutan hawkish.
"Investor forex akan fokus pada setiap diskusi tentang kenaikan suku bunga lebih awal. Pasar sudah memasang hampir 90% kemungkinan akan tiga kali kenaikan suku bunga The Fed dalam dua tahun ke depan,” ujar Marinov.
Sedangkan menurut Win Thin dari Brown Brothers Harriman, Dolar menguat karena didukung oleh laju pemulihan ekonomi AS yang terbilang lebih cepat daripada Eropa atau Jepang. Divergensi kebijakan bank sentral terkait pengurangan stimulus akan semakin tajam jika dinilai dari laju pemulihan ekonominya. Dalam hal ini, The Fed termasuk bank sentral yang memiliki peluang besar untuk mengurangi stimulus lebih cepat.