Seputarforex - Dolar AS mulai menghentikan penurunan dua hari pasca Debat Capres Amerika Serikat ronde pertama. Di sesi perdagangan Rabu (30/September) malam ini, Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di 93.90, naik tipis 0.03 persen dari harga pembukaan. Sementara itu, USD/JPY stabil di 105.540.
Debat resmi kandidat Presiden AS Donald Trump versus Joe Biden berlangsung kacau. Mereka beradu argumen dengan sengit dan membicarakan kredibilitas Trump dalam menangani pandemi virus Corona, perawatan kesehatan, serta perekonomian.
Dalam debat pertama ini, khalayak menilai bahwa penampilan Trump sebagai presiden petahana sangat buruk. Ia kerap menginterupsi pembicaraan berulang-ulang. Biden sebetulnya juga tak bisa dibilang baik karena melontarkan penghinaan pribadi pada Trump. Kekhawatiran pasar akan ketidakpastian hasil pemilu November mendatang pun kembali bangkit.
"Debat calon presiden tersebut mengonfirmasi bahwa pilpres mendatang akan diperebutkan dengan cukup alot, sehingga kembali menaikkan daya tarik Dolar AS sebagai safe haven," komentar Edward Moya, analis pasar senior di OANDA. "Pasar akan semakin penasaran sampai kapaan ini (ketidakpastian hasil pilpres) berlangsung sampai kita mendapatkan hasil akhir."
Para analis menilai bahwa Dolar AS juga ditopang oleh penyeimbangan kembali portofolio para investor, mengingat bahwa saat ini adalah akhir bulan sekaligus akhir kuartal keempat. Permintaan terhadap Dolar AS cenderung naik karena aktivitas finansial tersebut akan memerlukan penukaran mata uang lain (Euro da Pound) ke Dolar AS.
GDP Dan ADP Employment Change AS Lebih Baik Daripada Ekspektasi
Data ekonomi AS yang dirilis malam ini turut menambah penguatan Dolar AS. Final GDP AS dalam basis kuartalan dilaporkan sedikit lebih tinggi daripada ekspektasi, yakni -31.4 versus -31.7. Disamping itu, ADP Non Farm Employment Change naik ke 749,000 di bulan September, lebih tinggi daripada ekspektasi 650,000 dan data sebelumnya yang mencatatkan 481,000.
"Secara umum, pertumbuhan ketenagakerjaan melambat secara bertahap. Namun, masih lebih kuat untuk menjaga tingkat pengangguran dalam trend yang rendah," komentar Andrew Hunter dari Capital Economics terhadap rilis data ADP. "Artinya, dengan selisih lapangan kerja yang masih 10 juta lebih rendah dari tingkat sebelum pandemi, maka pemulihan pasar tenaga kerja penuh masih jauh."