Indeks Dolar AS menanjak sekitar 0.07 persen ke level 96.59 dalam perdagangan sesi Eropa hari ini (26/Maret). Investor mengevaluasi ulang indikasi resesi yang dimunculkan oleh inversi yield obligasi pemerintah Amerika Serikat pada awal pekan, sehingga Greenback mencatat penguatan moderat versus Yen Jepang dan Franc Swiss. Saat berita ditulis, pasangan mata uang USD/CHF telah meningkat 0.08 persen ke level 0.9932, sementara USD/JPY naik 0.16 persen dari level terendah sebulan ke level 110.14.
Kemarin, pembalikan kurva yield obligasi pemerintah AS telah memunculkan kekhawatiran mengenai peningkatan ancaman resesi di negeri ekonomi terbesar dunia tersebut. Namun, kini kekhawatiran tersebut mulai mereda lantaran minimnya data ekonomi yang mengonfirmasi probabilitas resesi dalam waktu dekat.
"Dolar telah mengikuti yield obligasi AS. Namun, tren kemungkinan sudah menjelang final, karena sedikitnya ruang yang tampak tersisa bagi penurunan yield," kata Masafumi Yamamoto, pimpinan pakar strategi forex di Mizuho Securities, Tokyo. Lanjutnya, "Penurunan ekuitas AS juga sudah melambat, dan ini telah mendukung Dolar karena tampak bahwa prospek ekonomi dalam pandangan pasar tetap bagus, meski Fed bersiap-siap mengambil pendekatan yang lebih dovish."
Ke depan, pelaku pasar akan menyoroti jadwal rilis sejumlah data ekonomi berdampak tinggi asal Amerika Serikat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Antara lain data kepercayaan konsumen (CB Consumer Confidence) dan sejumlah data sektor perumahan. Consumer Confidence diekspektasikan naik dari 131.4 ke 132.0, sedangkan data-data perumahan diproyeksikan mengalami penurunan terbatas.
"Dolar semestinya menerima dukungan lebih lanjut jika indikator-indikator ekonomi (yang dirilis) hari ini tetap tangguh, karena data yang kuat boleh jadi merupakan satu-satunya yang bisa mencegah yield obligasi jatuh lebih jauh," ungkap Junichi Ishikawa, pakar strategi forex senior dari IG Securities, kepada Reuters.