Advertisement

iklan

Anggota Kongres AS meminta Ketua SEC, Gary Gensler, untuk menyetujui Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin Spot, 10 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   Indeks Dolar AS naik ke level tertinggi baru tahun 2023 di sekitar level 106.30, dan sedang memperhatikan data-data ekonomi, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/JPY bertahan di atas level 149.00, sejalan dengan level tertinggi sejak November, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD terus melanjutkan penurunan di atas level 1.0550 dalam kondisi RSI oversold, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) berencana membagikan dividen interim sebesar Rp272.25 miliar, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mengakuisisi 54 menara milik PT XL Axiata Tbk. (EXCL) senilai Rp36.62 miliar, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Serikat penulis Hollywood mengatakan bahwa para anggotanya dapat kembali bekerja pada hari Rabu, sementara mereka memutuskan apakah akan menyetujui kesepakatan tiga tahun yang memberikan kenaikan gaji dan beberapa perlindungan terkait penggunaan kecerdasan buatan, 17 jam lalu, #Saham AS   |   Tesla (NASDAQ: TSLA) sedang mengerjakan peningkatan teknologi "gigacasting" untuk mencetak hampir semua bagian bawah bodi kendaraan secara utuh, 17 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

Dolar AS Tangguh Di Tengah Resah Resesi

Penulis

Risiko resesi bikin investor cari aman. Alhasil Dolar AS, franc Swiss, dan yen Jepang menguat secara moderat terhadap mata uang-mata uang berisiko lebih tinggi.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) bertahan pada kisaran 104.50-an dalam perdagangan hari Rabu (29/Juni), tertopang oleh permintaan safe haven di tengah peningkatan kekhawatiran terhadap risiko resesi global. Greenback, Swissy, dan yen Jepang menguat secara moderat terhadap mata uang-mata uang berisiko lebih tinggi karena para investor cenderung cari aman.

DXY DailyGrafik DXY Daily via TradingView

 

Keyakinan Konsumen AS Merosot Signifikan

Indeks keyakinan konsumen AS bulan Juni 2022 yang dirilis tadi malam menunjukkan kemerosotan signifikan sampai 98.7, padahal konsensus mengharapkan penurunan sampai 100.4 saja. Indeks bulan Mei juga direvisi turun dari 106.4 menjadi 103.2.

Perlu diketahui bahwa indeks keyakinan konsumen terutama mengacu pada ambang 100. Nilai indeks di atas 100 menunjukkan optimisme. Sedangkan angka di bawah 100 menandakan konsumen berpandangan pesimistis terhadap perekonomian ke depan, sehingga mereka cenderung menyimpan uang mereka dan mengurangi anggaran belanja.

Pelaku pasar khawatir laporan tersebut menandakan sinyal resesi lebih lanjut. Padahal, perlambatan ekonomi akan menghambat upaya Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga dalam rangka mengendalikan laju inflasi.

Bursa saham global berguguran seiring dengan anjloknya minat risiko pasar. Indeks Dow Jones kemarin ditutup menurun 1.56 persen. Bursa saham Asia hari ini juga rontok, termasuk IHSG BEI yang baru saja ditutup melemah 0.77 persen.

 

Upaya Reli Euro Terjegal

Bukan hanya ekspektasi suku bunga The Fed yang terpangkas, melainkan juga proyeksi kebijakan bank-bank sentral utama lainnya. EUR/USD terguling kembali dari kisaran 1.06 kemarin hingga 1.05 hari ini lantaran pesimisme serupa.

Bank sentral Eropa (ECB) telah mengungkapkan niatnya untuk menaikkan suku bunga pada bulan Juli dan September. Akan tetapi, pidato pimpinan ECB Christine Lagarde kemarin tak memberikan petunjuk jelas mengenai berapa besar kenaikan suku bunga tersebut. Ia malah menegaskan bahwa keputusan kelak akan tergantung pada data ekonomi.

"ECB yang dovish dan (kondisi ekonomi negara anggota) periferi akan membuat EUR lemah," kata Athanasios Vamvakidis, Kepala Strategi Forex Global di Bank of America Merrill Lynch, "Kami meyakini ECB kemungkinan akan tetap lebih dovish versus (bank-bank sentral) G10 lainnya hingga mereka menyelesaikan masalah fragmentasi."

"Kami mempertahankan prakiraan EUR/USD untuk tahun ini pada 1.05, di bawah prakiraan konsensus yang berada pada 1.10," lanjut Vamvakidis yang menilai EUR/USD baru akan beranjak ke 1.15 pada 2023 dan 1.20 pada 2024, "Asumsi kami adalah FX mundur kembali ke ekuilibrium dalam jangka panjang, yang dalam hal EUR/USD berarti antara 1.20-1.25. Namun, ketidakpastian tetap tinggi hingga setelah tahun ini."

Download Seputarforex App

297883
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.