Seputarforex.com - Dolar AS sedikit melemah dan diperdagangkan di bawah level tinggi lima bulan terhadap mata uang-mata uang mayor. Di sesi perdagangan Selasa (22/Mei) pagi ini, USD/JPY diperdagangkan di harga 110.90, turun 0.1 persen dari posisi sebelumnya. Sementara itu, EUR/USD naik ke angka 1.1783 dari level rendah 1.1716.
Indeks Dolar yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang mayor lainnya, diperdagangkan pada level 93.551, turun dari level tinggi lima bulan pada level 94.058 yang tercapai pada hari Senin kemarin.
Dolar AS Dilanda Profit Taking
Menurunnya yield obligasi 10-tahunan pemerintah AS dari level tinggi tujuh tahun membuat para trader tergoda untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking). Hal tersebut diungkapkan oleh Stephen Innes, Kepala Perdagangan Asia-Pasifik di Oanda Singapura. "Kita (penguatan Dolar AS) sudah berjalan jauh... hingga akhirnya trader akan melancarkan aksi profit taking," kata Innes.
Innes menambahkan, meskipun Outlook jangka pendek Dolar AS masih terlihat positif, ada faktor yang layak untuk diperhatikan, yaitu apakah perkembangan sentimen bisnis dan Outlook ekonomi di negara-negara berkembang selain Amerika Serikat turut meningkat. Optimisme terhadap sinkronisasi pertumbuhan global semacam itu masih menjadi satu faktor yang membebani Dolar AS, seperti yang terjadi di awal tahun ini.
Perhatikan Kondisi Inflasi AS
Dolar AS mencetak kenaikan yang sangat pesat sejak pertengahan April 2018, akibat kenaikan yield obligasi US Treasury serta ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (The Fed). Meredanya tensi perang dagang antara AS dan China kemarin pun turut menambah daya tarik bagi mata uang AS tersebut.
Pekan ini, pergerakan Dolar AS akan dipengaruhi oleh rilis notulen rapat The Fed bulan Mei, dengan para investor yang akan fokus pada Outlook inflasi, karena kenaikan inflasi AS dapat memperlebar peluang peningkatan suku bunga The Fed. Jika demikian, maka Dolar AS akan kembali menguat.