Seputarforex - Dolar AS tergelincir di sesi perdagangan Rabu (01/Juli) malam, pasca rilis ADP Employment dan PMI Manufaktur Amerika Serikat. Kendati demikian, outlook jangka panjang mata uang AS tersebut masih kuat karena risiko penyebaran virus Corona babak kedua masih mengintai. Disamping itu, ekspektasi stimulus tambahan menunjang penguatan Dolar AS.
ADP Employment Change AS Kurang Dari Ekspektasi
Perusahaan-perusahaan swasta di AS hanya mempekerjakan 2.369 juta pekerja di bulan Juni 2020 lalu, di bawah ekspektasi 3 juta. Angka tersebut juga lebih rendah daripada rilis bulan Mei yang direvisi naik ke 3.065 juta. Sektor penyedia jasa membuka lapangan kerja paling banyak, yakni sekitar 1.912 pekerjaan. Sektor hiburan dan hospitality kemudian menyusul dengan penambahan pekerjaan sebanyak 961,000.
Akan tetapi, menurut analis Boris Schlossberg dari BK Asset Management, gelombang kedua pandemi yang mulai terjadi di AS berisiko kembali menekan sektor jasa. "Dalam sebuah negara yang ekonominya bergantung pada sektor jasa seperti Amerika Serikat, apapun yang mendongkrak angka pekerjaan tertinggi adalah lapangan-lapangan kerja dengan bisnis high-contact seperti restoran, bioskop, dan taman hiburan. Saya perkirakan, sektor-sektor tersebut akan kembali terhenti," komentar Schlossberg.
PMI Manufaktur AS Melonjak
Di sisi lain, data aktivitas pabrikan AS justru mengesankan. Purcashing Managers Index (PMI) Manufaktur AS yang dirilis oleh ISM malam ini melonjak ke level 52.6, jauh melebihi ekspektasi pasar di level 49.5. Karena berada di atas level 50, level PMI Manufaktur bulan ini resmi menyudahi kontraksi yang terjadi sejak bulan Maret. Kenaikan dalam indeks Manufaktur AS sejalan dengan peningkatan survei-survei manufaktur di tiap regional.
Dolar AS Melemah Terbatas
Dolar AS turun tipis menyusul publikasi data-data tersebut. Pasalnya, data manufaktur Eropa yang dirilis di sesi sebelumnya telah mengurangi minat terhadap Dolar AS sebagai safe haven hari ini. Indeks Dolar AS turun 0.25 persen ke 97.15, sedangkan EUR/USD naik 0.18 persen ke 1.1251.
Kendati demikian, bullish Dolar AS berpotensi terbentuk dalam perspektif jangka panjang. "Risiko penutupan kembali sejumlah negara bagian di AS masih terbilang signifikan. Arus penghindaran risiko masih sangat tinggi. Oleh karena itu, Dolar AS akan mendapatkan manfaat dari arus tersebut," kata Boris Schlossberg.