EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,121.48   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Dolar Australia Melemah Meski Gubernur RBA Tepis Prospek QE

Penulis

Pernyataan terbaru Lowe terdengar cukup hawkish, tapi Dolar Australia gagal mendapat momentum penguatan terhadap Dolar AS pada sesi perdagangan pagi ini.

Seputarforex.com - Pada hari Jumat (07/Februari), Gubernur Bank Sentral Australia, Philip Lowe, mendapat kesempatan untuk menyampaikan testimoni di hadapan komite parlemen di Canberra. Dalam pidatonya pagi ini, Lowe menyinggung masalah Quantitative Easing (QE) yang selama ini menjadi perhatian pelaku pasar.

Gubernur RBA: Quantitative Easing Bukan

Lowe menegaskan bahwa RBA (Reserve Bank of Australia) baru akan mempertimbangkan untuk meluncurkan program Quantitative Easing apabila tingkat suku bunga sudah berada di level 0.25 persen. Sementara itu, suku bunga saat ini tetap di level 0.75 persen, sehingga QE bukan menjadi agenda atau prioritas Bank Sentral Australia dalam waktu dekat.

 

AUD/USD Tumbang, Pasar Nantikan Data NFP

Pernyataan terbaru dari orang nomor satu RBA pagi ini terdengar cukup optimis, tapi belum cukup untuk meredam kemerosotan Dolar Australia terhadap Dolar AS. Pada saat berita ini ditulis, pair AUD/USD berada di kisaran 0.6716, melemah 0.19 persen dari harga Open harian. Padahal sebelumnya, pair ini sempat melonjak hingga kisaran 0.6773 karena kabar penemuan vaksin virus Corona.

Gubernur RBA: Quantitative Easing Bukan

Dolar Australia juga gagal mendapat momentum penguatan dari langkah pemerintah China yang memutuskan untuk menghapus tarif sebesar 50 persen pada beberapa barang impor asal AS. Langkah ini diambil oleh Beijing sebagai upaya untuk meredam dampak buruk wabah virus Corona terhadap ekonomi China.

Pelemahan Dolar Australia sejatinya sudah terjadi sejak sesi New York pada perdagangan hari Kamis (06/Februari), terutama setelah rilis Jobless Claims yang mencapai rekor terendah sejak April 2019. Rilis data ekonomi AS lainnya juga cukup impresif, seperti ADP Employment Change yang berada di atas ekspektasi, dan Non-Farm Productivity yang rebound dengan cukup menyakinkan pada kuartal IV.

Kondisi inilah yang membuat pelaku pasar berani bertaruh lebih jauh jika data NFP AS bulan Januari akan berada di atas ekspektasi. Apabila estimasi tersebut benar adanya, maka Dolar AS berpotensi menguat lebih jauh melawan Dolar Australia dan mata uang mayor lainnya.

291922
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.