Indeks Dolar AS (DXY) bergerak dalam kisaran sangat sempit antara 97.75-97.86 hingga pembukaan sesi Eropa hari ini (19/November). Selain katalis yang minim, sejumlah berita terkini terkait Amerika Serikat justru meningkatkan kewaspadaan pelaku pasar. Kinerja Greenback versus mata uang-mata uang mayor pun terpantau beragam. USD/JPY tertahan di kisaran 108.75, sedangkan AUD/USD sempat terguling ke level 0.6774.
Pada sesi New York, Eunice Yoon dari CNBC melaporkan bahwa para pejabat China cenderung pesimistis terhadap kesepakatan dagang AS-China gegara pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menampik rencana pembatalan tarif impor. Sekarang pihak Beijing memantau dinamika politik Washington, termasuk proses impeachment dan pemilu presiden mendatang. Beberapa pejabat China berpikir untuk terus melanjutkan negosiasi, tetapi mereka mensinyalir kesepakatan lebih baik ditunda karena posisi Trump dalam beberapa bulan ke depan masih belum jelas.
Junichi Ishikawa dari IG Securities Tokyo menilai Dolar AS gagal menembus ambang 109 terhadap Yen lantaran kekhawatiran pasar tentang kelanjutan kesepakatan dagang tersebut. Ia menambahkan, "Pasar Obligasi mulai merefleksikan kekhawatiran serupa tentang tiadanya kesepakatan dagang. Hal ini akan menjaga Dolar/Yen dalam kisaran sempit."
Sementara itu, pelaku pasar juga menyoroti pertemuan Trump dengan Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin. Seusai pertemuan tersebut, Trump mengatakan melalui akun Twitter-nya bahwa mereka mendiskusikan banyak hal dengan hangat, termasuk suku bunga, inflasi rendah, kekuatan Dolar dan efeknya terhadap sektor manufaktur, perdagangan dengan China, Uni Eropa, dan lain-lain. Akan tetapi, Powell menyatakan bahwa ekspektasi kebijakan ke depan sama sekali tidak dibahas. Padahal, Trump sebelumnya telah berulang kali menuding kebijakan Fed menggerogoti perekonomian AS dan mendesak Fed untuk membabat suku bunga habis-habisan.