iklan |
iklan |
Seputarforex - Perilisan data Belanja Konsumsi Personal (PCE) menunjukkan indikasi perlambatan inflasi di Amerika Serikat, sehingga kurs dolar AS melemah dalam semua pasangan mata uang mayor pada sesi New York hari Jumat (30/Juni). Reli Indeks Dolar AS (DXY) termoderasi sampai mendekati harga pembukaan awal pekan pada 102.80-an.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa belanja konsumen meningkat 0.1% pada bulan Mei 2023, lebih lemah daripada estimasi konsensus yang sebesar 0.2%. Belanja konsumen untuk periode April juga direvisi turun dari 0.8% menjadi 0.6% saja.
Indeks Harga PCE untuk semua kelompok barang hanya tumbuh 0.1% pada periode yang sama, meleset jauh dari estimasi konsensus yang sebesar 0.5%. Pertumbuhan Indeks Harga PCE dalam basis tahunan ikut jatuh dari 4.3% menjadi 3.8%.
Indeks Harga PCE Inti --referensi inflasi utama yang dipergunakan The Fed-- tumbuh sesuai ekspektasi dengan laju 0.3% dalam bulan Mei. Namun, pertumbuhan tahunannya melemah dari 4.7% menjadi 4.6%.
Data-data secara keseluruhan menandakan gelombang disinflasi kembali muncul dalam perekonomian AS, sehingga mematikan benih-benih harapan baru yang muncul sejak pidato Ketua The Fed di Portugal kemarin. Sebagian trader lantas memilih untuk ambil untung di tengah situasi ini, khususnya pada pasangan mata uang mayor yang telah mencapai titik-titik krusial.
USD/JPY sejenak menyentuh ambang krusial 145.00 hari ini, tetapi kemudian tergelincir tipis sampai 144.50-an saat berita ditulis. GBP/USD sempat menguji ambang 1.2600 lagi, tetapi kemudian memantul sekitar 0.8% sampai kisaran 1.2720.
Di saat yang sama, tetap ada ekspektasi yang kokoh untuk kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada bulan depan. FedWatch CME menunjukkan penurunan tipis untuk peluang kenaikan bunga dari 89.3% menjadi 84.3% saja. Faktor ini berpotensi membatasi ruang pelemahan dolar AS hingga kehadiran katalis pasar berikutnya.