Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, mendesak pemerintah Zona Euro untuk segera memainkan perannya dalam mendorong pertumbuhan dan inflasi di wilayah tersebut, sembari memperingatkan bahwa kurangnya reformasi perekonomian bisa mempersulit ECB dalam menjalankan tugasnya.
ECB sudah melancarkan segenap langkah pelonggaran stimulus dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari penerapan suku bunga negatif sampai dengan pembelian obligasi senilai lebih dari satu triliun Euro. Akan tetapi, tingkat inflasi masih saja membandel, jauh di bawah target 2 persen yang dipasang oleh ECB, bahkan mencapai minus 0.1 pada bulan Mei lalu.
Kebijakan Pemerintah Dan Moneter Harus Saling Bersinergi
"Apabila kebijakan-kebijakan yang lainnya tak sejalan dengan kebijakan moneter, (maka) pengembalian inflasi agar mencapai target kita akan melaju lebih lambat," kata Draghi dalam pidatonya Kamis (09/Juni) sore ini di hadapan Forum Ekonomi Brussels.
"ECB mampu bertindak tegas untuk mendukung permintaan demi ekspektasi stabilitas inflasi dan untuk mencegah (dampak buruk) pada harga dan upah pekerja. Hal ini yang telah dan terus dilakukan ECB dalam dua tahun terakhir ini," ungkap Draghi. Namun kebijakan pemerintah juga berpengaruh pada kecepatan laju pemulihan ekonomi, tambahnya.
Draghi memperingatkan bahwa pengulangan upaya untuk membuat Eropa menjadi wilayah ekonomi yang paling kompetitif dan dinamis di dunia, serta berbasis pengetahuan, hanya membuahkan hasil yang sangat kecil. Pimpinan bank sentral Eropa itu juga menyinggung masalah reformasi ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi batasan perdagangan dan mendorong ketenagakerjaan.
Singkatnya, Draghi juga mengkhawatirkan ketidakpastian yang melanda ekonomi global dan Zona Euro khususnyam dapat memundurkan kemajuan ekonomi yang sedang dibangun untuk Zona Euro.
Data Perdagangan Jerman
EUR/USD menanggapi pidato tersebut dengan penurunan 0.14 persen menuju posisi 1.1376.
Selain pidato Draghi, siang tadi Jerman pun merilis data perdagangan, dimana impornya menurun tipis 0.2 persen pada bulan Mei, sementara ekspornya flat. Ini artinya, surplus Jerman melebar lagi menjadi 24.0 miliar Euro dari 23.7 miliar Euro pada bulan Maret.