EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,162.60   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 5 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 5 jam lalu, #Saham AS

Draghi Masih Berkuasa, ECB Sepakat Siap Bertindak Lebih

Penulis

Euro merosot ke level terendah dalam dua tahun tadi malam (6/11) setelah Presiden bank sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, berbicara dalam konferensi pers pasca rapat dewan kebijakan ECB. Dalam satu tahun terakhir, mata uang 18 negara tersebut telah merosot hampir 15% terhadap Dolar AS, dan hingga kini masih memberikan indikasi akan terjadinya depresiasi lebih jauh.

Euro merosot ke level terendah dalam dua tahun tadi malam (6/11) setelah Presiden bank sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, berbicara dalam konferensi pers pasca rapat dewan kebijakan ECB. Dalam satu tahun terakhir, mata uang 18 negara tersebut telah merosot lebih dari 5% terhadap Dolar AS, dan hingga kini masih memberikan indikasi akan terjadinya depresiasi lebih jauh. Sebabnya, walau sempat dilaporkan terjadi perpecahan internal, tetapi Draghi nampaknya masih memegang pengaruh kuat di dewan, sehingga mereka mencapai mufakat untuk bertindak lebih jauh jika dibutuhkan demi pencapaian target inflasi.


Performa EURUSDGrafik Performa Mata Uang menunjukkan Euro telah merosot lebih dari 5% terhadap Dolar AS,
sementara Yen sudah jatuh nyaris 15% dalam satu tahun terakhir karena program stimulus berkepanjangan



Ketidakpuasan Internal

Pada Rabu lalu, sebuah laporan eksklusif oleh Reuters menyebutkan bahwa para pemimpin bank-bank nasional di zona Euro tidak puas pada kepemimpian Mario Draghi di ECB. Lagi dan lagi, Draghi dinilai mengambil keputusan sepihak sembari mengabaikan kolega-kolega-nya. Laporan oleh kantor berita top Dunia tersebut sempat mendorong EUR/USD bergerak lebih tinggi karena pelaku pasar mengira bahwa kondisi tersebut akan mempersulit ECB untuk "bertindak lebih jauh". Sudah menjadi pengetahuan publik bahwa Draghi mengalami tentangan dari bank sentral Jerman (Bundesbank) dalam rencananya meluncurkan program pembelian aset. Jika untuk itu saja ia diprotes, maka bisa diperkirakan Bundesbank akan melawan mati-matian jika ECB akan meluncurkan program pembelian aset dalam skala lebih besar seperti yang dilakukan The Fed AS dengan Quantitative Easing-nya. Lebih buruk lagi, oposisi Draghi bertambah; bahkan Christian Noyer dari bank sentral Perancis pun kabarnya tidak lagi setuju dengan langkah-langkah yang diambilnya.

Dewan Kebijakan ECB terhitung gemuk, terdiri atas 24 pengambil keputusan utama di bank sentral tersebut: enam orang anggota Dewan Eksekutif dan 18 kepala bank sentral nasional dari negara-negara di wilayah Euro. Saat ini, dewan tersebut terdiri atas:

  • Mario Draghi (Presiden ECB),
  • Vitor Constancio (Wakil Presiden ECB),
  • Benoit Coeure (anggota Dewan Eksekutif),
  • Sabine Lautenschlager (anggota Dewan Eksekutif),
  • Yves Mersch (anggota Dewan Eksekutif),
  • Peter Praet (anggota Dewan Eksekutif),
  • Luc Coene (Banque Nationale de Belgique),
  • Jens Weidmann (Deutsche Bundesbank),
  • Ardo Hansson (Eesti Pank),
  • Patrick Honohan (Central Bank of Ireland),
  • Yannis Stournaras (Bank of Greece),
  • Luis Maria Linde (Banco de Espana),
  • Christian Noyer (Banque de France),
  • Ignazio Visco (Banca d'Italia),
  • Chrystalla Georghadji (Central Bank of Cyprus),
  • Ilmars Rimsevics (Latvijas Banka),
  • Gaston Reinesch (Banque centrale du Luxembourg),
  • Josef Bonnici (Central Bank of Malta),
  • Klaas Knot (De Nederlandsche Bank),
  • Ewald Nowotny (Oesterreichische Nationalbank),
  • Carlos Costa (Banco de Portugal),
  • Bostjan Jazbec (Banka Slovenije),
  • Jozef Makuch (Narodna banka Slovenska),
  • Erkki Liikanen (Suomen Pankki - Finlands Bank).

Hingga kini masih belum diketahui siapa "orang dalam" yang memberikan wawancara eksklusif pada Reuters, tetapi Jens Weidmann dari Jerman dikenal sebagai orang yang paling vokal dalam menentang kebijakan ECB.

Perdebatan yang paling sengit di Eropa saat ini secara kasar dapat disimpulkan terjadi antara dua sisi: pro-Austerity dan pro-Stimulus. Apakah kita harus mendorong masyarakat dan sektor swasta untuk berhemat (Austerity)? ataukah mendorong masyarakat untuk berbelanja dan berinvestasi lebih banyak (Stimulus)? Kedua pendekatan ini sekarang diterapkan di Eropa, padahal memiliki efek "membatalkan" dampak satu sama lain. Yang ingin dilihat oleh pasar adalah agar ECB melaksanakan Quantitative Easing besar-besaran, membeli obligasi-obligasi negara di zona Euro, sehingga bisa sungguh menstimulus perekonomian. Namun, tak semua negara yang telah melaksanakan QE sukses keluar dari resesi; contohnya Jepang yang bukannya memperoleh inflasi kembali malah harus menambah besaran stimulus lagi. Dan Jerman sebagai negara nomor satu di wilayah ini nampaknya takut kalau QE gagal dan mereka akan terpaksa ditinggal memegang obligasi yang tak lagi berharga.

Masalahnya begini. ECB didirikan dalam kerangka kerjasama oleh seluruh bank sentral di wilayah Euro, tetapi bagian "saham" terbesar dipegang oleh Bundesbank Jerman. Dalam skenario QE, ECB akan harus membeli obligasi pemerintah dari semua negara yang memenuhi kriteria tertentu, termasuk obligasi yang diterbitkan oleh negara-negara miskin di periferi zona Euro. Jika di masa depan zona Euro terselamatkan dari resesi, maka obligasi tersebut bisa dilepas kembali ke pasar karena pemerintah negara penerbitnya bisa membayar kembali hutang-hutang yang tercantum dalam obligasi tersebut. Namun, bila QE gagal dan masa depan zona Euro kelam, maka obligasi-obligasi itu hanya akan jadi sampah. Karena Bundesbank memegang bagian terbesar di ECB, maka kerugian terbesar akan ditanggung oleh Jerman.

Pada titik ini, ECB telah mulai membeli obligasi korporasi. The New York Times melaporkan bahwa per 31 Oktober, ECB telah membeli 4.8 milyar Euro (6 milyar USD) efek beragun aset, dan berencana untuk membeli lebih banyak lagi dalam beberapa bulan mendatang. Keputusan tersebut tidak mudah; sebagaimana bisa diketahui dari laporan Reuters tentang perpecahan di tubuh ECB. Namun demikian, para analis memperkirakan bahwa dampaknya tidak akan begitu terasa di perekonomian zona Euro. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan (inflasi naik, pengangguran berkurang, pertumbuhan meningkat) ECB diprediksi harus melakukan QE.

Kemenangan Draghi

Ditengah perpecahan internal, keputusan ECB untuk mempertahankan tingkat suku bunga 0.05% dan kebijakan pelonggaran sebagaimana adanya tidaklah mengejutkan. Dewan Kebijakan ECB harus menyelesaikan dulu perseteruan diantara anggotanya sebelum mereka bisa memutuskan kebijakan yang akan mengeluarkan zona Euro dari disinflasi. Namun, sepertinya, tak peduli apapun yang dikatakan oleh oposisi, Draghi masih memegang kekuatan penuh dalam dewan, karena keputusan ECB disertai oleh janji bahwa mereka siap menambahkan stimulus berskala besar lain. Berikut ini dua poin penting dari pernyataan Draghi tadi malam:

1. "Ini pesan utamanya: neraca ECB akan terus meluas"
Draghi secara eksplisit menyatakan bahwa jika kebijakan yang berlaku saat ini gagal memicu pemulihan ekonomi, maka ECB siap bertindak lebih jauh. Istilah "neraca bank sentral akan terus meluas" yang digunakan disini adalah ungkapan lain "besaran stimulus akan bertambah", karena aksi pembelian aset/obligasi yang merupakan salah satu strategi peluncuran stimulus akan menambah angka dalam neraca bank sentral. Pemain pasar yang diwawancara dan dikutip New York Times menganggap bahwa ini berarti ECB sudah selangkah lebih maju menuju QE. Sedangkan Bloomberg melaporkan bahwa Draghi mengatakan, ECB akan melaksanakan program pembelian aset setidaknya selama dua tahun.

European Central Bank
2. "Ketidaksepakatan merupakan hal yang wajar."
Draghi secara tegas menyangkal laporan mengenai terjadinya perpecahan dalam tubuh dewan kebijakan ECB, menegaskan bahwa kemantapan untuk "bertindak lebih jauh jika dibutuhkan" dicapai secara mufakat dan telah ditandatangani oleh semua anggota. Saat ini masih tersisa pertanyaan tentang kebijakan apa yang akan diambil selanjutnya, tetapi untuk sementara, pasar berbahagia karena jaminan Draghi ini.

Perbedaan Pendapat

Dalam beberapa bulan terakhir ini, pasar uang bergerak ibarat roller coaster akibat keputusan dan pernyataan bank sentral terkemuka. Mulai dari Jepang, Amerika Serikat, Inggris, hingga Zona Euro, berlomba-lomba menarik-ulur volatilitas di pasar. Walaupun di awal tahun nampaknya risiko geopolitik akan menjadi penggerak pasar, mesin utama ternyata masih tetap kebijakan bank sentral.

Pemain pasar pun bergerak sesuai dengan buku diktat; membeli suatu mata uang saat bank sentral-nya mengetatkan kebijakan, dan ramai-ramai menjual saat bank yang sama melonggarkan kebijakan. Orientasi jual dan beli tersebut selaras dengan teori supply dan demand uang; tetapi akhir-akhir ini juga berhubungan dengan bagaimana beberapa perekonomian tetap lesu walau sudah disuntik stimulus besar-besaran. Kondisi diperparah oleh perdebatan di tingkat internal bank sentral; dimana satu orang bisa menyukai kenaikan suku bunga (hawkish), sementara yang lainnya menginginkan suku bunga rendah (dovish).

Dalam hal ini, akan bermanfaat bagi trader untuk mengenal tendensi pengambil kebijakan; apakah mereka dovish, hawkish, atau bukan keduanya. Ini sebabnya notulen rapat FOMC The Fed penting; notulen memberitahukan pada massa mengenai seberapa berbeda pendapat para pesertanya. Karena itu pula lah, tahun depan akan menjadi lebih seru bagi para trader, sebab ECB akan mulai merilis notulen rapat mereka. Tarik-ulur akan membuat naik-turunnya harga per-pair menjadi makin menarik dan susah ditebak. Tetapi untuk saat ini, kami masih sepenuhnya mantap "menjual" Euro. Bagaimana dengan Anda?

210632

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.