EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.33/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,147.08   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 3 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 3 jam lalu, #Saham Indonesia

Dua Berita Tentang China Dongkrak Aussie Dan Kiwi

Penulis

Berita tentang China menjadi penggerak pasar hari ini, melejitkan pasangan mata uang AUD/USD dan NZD/USD hingga nyaris 1 persen.

Dolar Australia dan Dolar New Zealand meroket tinggi pada perdagangan sesi Asia hari ini (14/Februari), karena beredarnya dua kabar terbaru yang berhubungan dengan China. Pertama, Presiden AS Donald Trump dirumorkan akan menunda deadline negosiasi AS-China selama 60 hari. Kedua, data ekspor-impor China mengungguli ekspektasi.

Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa, kedua comdoll tersebut telah melandai kembali, tetapi masih terlihat bullish pada grafik daily. Pasangan mata uang AUD/USD mencuat 0.24 persen di kisaran 0.7106, sedangkan NZD/USD meningkat 0.42 persen di kisaran 0.6825.

China Dongkrak Aussie dan Kiwi

 

Trump Pertimbangkan Tunda Deadline Hingga 60 Hari

Pada hari Selasa, Trump telah dilaporkan bersedia menunda tenggat waktu bagi negosiasi perdagangan AS-China, jika kedua belah pihak sudah mendekati tercapainya kesepakatan tertentu. Kini, merebak rumor bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk memundurkan deadline yang sedianya jatuh pada tanggal 1 Maret mendatang tersebut, selama 60 hari.

Pejabat Kantor Perwakilan Dagang AS belum menanggapi upaya klarifikasi media mengenai rumor tersebut. Namun, berita cukup menghebohkan hingga mendorong Yen jatuh dan melesatkan Dolar Komoditas pada perdagangan sesi Asia lantaran meningkatnya minat risiko pasar.

Perundingan masih berlangsung. Tadi pagi, diskusi antara Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dengan Wakil Perdana Menteri Liu He baru saja dimulai di Beijing.

 

Ekspor-Impor China Lampaui Ekspektasi

Sementara itu, laporan neraca perdagangan China untuk bulan Januari menunjukkan surplus yang lebih rendah, tetapi melampaui estimasi awal. Surplus tersebut disebabkan oleh kenaikan ekspor sebesar 9.1 persen (year-on-year). Angka tersebut membalik penurunan 4.4 persen pada periode sebelumnya, serta menepis perkiraan penurunan 3.2 persen.

Impor China juga hanya melemah 1.5 persen, alih-alih merosot 10.0 persen sebagaimana diperkirakan sebelumnya. Indikasi akan tetap tingginya permintaan dari negara mitra dagang utama Australia dan New Zealand itu, berperan penting dalam melejitkan nilai kedua mata uang hari ini.

Meski demikian, Boris Schlossberg dari BK Asset Management mengingatkan bahwa data-data bulan Januari dan Februari seringkali menyimpang karena dinamika menjelang perayaan Lunar New Year. Oleh karenanya, para analis biasanya melakukan penyesuaian ulang atas data neraca dagang yang tercapai dalam dua bulan tersebut.

287396
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.