Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 1 jam lalu, #Saham Indonesia

ECB Kembali Tegaskan QE Tanpa Indikasi Nyata

Fatma Adriana 5 Dec 2014
Dibaca Normal 5 Menit
forex > analisa >   #ecb
Mario Draghi kembali menegaskan komitmennya terkait program penambahan stimulus, tanpa dibarengi pernyataan yang menjelaskan tentang apa dan kapan program tersebut akan dilaksanakan. Sentimen terhadap Zona Euro terancam memburuk terkait dengan masih kaburnya rencana QE dari ECB untuk memerangi deflasi.

Dalam konferensi pers ECB yang digelar Kamis (4/11) malam lalu, Mario Draghi kembali menegaskan komitmennya terkait program penambahan stimulus, tanpa dibarengi pernyataan yang menjelaskan tentang apa dan kapan program tersebut akan dilaksanakan. Padahal, Zona Euro selalu gagal mencapai target inflasi 2% dalam 2 tahun terakhir ini.

Komitmen ECB Masih Dipertanyakan

Meski belum mengindikasikan program pembelian aset secara detail, Draghi justru menekankan bahwa ECB tidak berniat menunda pelaksanaan mandat dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan apapun yang diperlukan jika keadaan semakin memburuk. Ini tentu berbeda dengan kenyataan yang terjadi saat ini, mengingat pernyataan Draghi pada konferensi pers semalam belum menegaskan langkah ECB yang akan diambil untuk mengatasi perekonomian Zona Euro yang belum pulih.

Inflasi Rendah Butuh Penanganan

Saat ini, inflasi tahunan Zona Euro terpantau berada di level 0.3%, atau lebih rendah dari pencapaian 0.4% di bulan sebelumnya. Ekspektasi terhadap laju inflasi kemungkinan akan terus turun, bahkan sampai di level 0% jika harga minyak terus melemah. Mengetahui penurunan tersebut, ECB  memotong target inflasi menjadi 1.6% pada 2016 nanti. Ekspektasi terhadap angka pertumbuhan untuk tahun ini dan 2 tahun ke depan pun juga dipangkas masing-masing menjadi 0.8% dari level 0.9% untuk 2014, 1% dari 1.6% untuk 2015, dan 1.5% dari 1.9% untuk 2016. Penurunan ekspektasi ECB tersebut bahkan terjadi sebelum harga minyak anjlok.


Inflasi Zona Euro

Tingkat Inflasi Zona Euro

 

Draghi memperingatkan bahwa momentum pertumbuhan yang semakin lemah di Zona Euro, serta resiko konflik geopolitik akan menyurutkan kepercayaan bisnis terutama di sektor investasi swasta. Jika ECB tidak segera mengambil tindakan untuk menangani permasalahan inflasi ini, Zona Euro berpotensi untuk mengikuti jejak Jepang yang terjebak dalam stagnasi selama beberapa dekade terakhir akibat deflasi. Hal ini dikarenakan, inflasi rendah mempersulit perusahaan untuk menaikkan harga barang guna menambal biaya produksi mereka. Pada akhirnya, kondisi ini dapat memicu perusahaan untuk memotong gaji karyawan dan mengurangi penambahan pegawai baru. Analisa ini sudah mulai terbukti dengan tercapainya tingkat pengangguran di level tinggi 11.5% pada Oktober lalu. Meski sudah berkurang dari perolehan tertinggi di 12%, namun level 11.5% masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran Jerman yang hanya berada di level 6.6%.


Tingkat Pengangguran Zona Euro

Tingkat Pengangguran Zona Euro

 

QE Akan Tetap Dilakukan Meski Tanpa Persetujuan Bulat

Walaupun Draghi masih belum menjelaskan secara lebih terperinci, namun QE akan tetap dilaksanakan meski tidak mendapat persetujuan bulat dari dewan ECB. Dalam hal ini, Jerman memang terkenal santer dalam menyuarakan keberatannya terhadap program penambahan stimulus. Padahal, ECB berencana untuk melebarkan neraca di angka 3 triliun Euro, yang nantinya akan membutuhkan dukungan dari program pembelian aset. Untuk menekankan komitmennya ini, Draghi mengisyaratkan adanya kemungkinan pengambilan keputusan secara konsensus walaupun ada anggota dewan yang tidak setuju.

Komitmen Draghi untuk melakukan aksi ini sebetulnya hanya merupakan pengulangan dari pernyataan-pernyataan di bulan sebelumnya. Pada konferensi pers tadi malam, Draghi menekankan beberapa alasan untuk mengalihkan perhatian dari detail QE tersebut. Salah satu komponen yang menjadi fokus utama ECB saat ini adalah merosotnya harga minyak dunia. Sebelum melakukan stimulus lebih lanjut, ECB rupanya perlu menimbang-nimbang lebih jauh dampak dari jatuhnya harga komoditi tersebut. Pengaruh langsung dan tidak langsung dari pelemahan harga minyak akan menjadi aspek yang dipertimbangkan, mengingat harga minyak telah berkurang sampai 30% dalam hitungan Euro.

Selain itu, ECB juga masih perlu melihat kinerja stimulus berskala kecil yang telah mereka lakukan sebelum mengambil lompatan kontroversional untuk memberlakukan program pembelian aset. Sebelumnya, ECB telah melangsungkan pembelian ABS, tetapi sampai sekarang belum begitu berpengaruh. Sementara itu, rencana stimulus yang kerap dikumandangkan sejak berbulan-bulan lalu ini dinyatakan akan segera dilaksanakan dalam skala besar, atau setara dengan program QE The Fed beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, permasalahan ini masih akan dikaji ulang dalam rapat ECB Januari 2015 mendatang. Satu hal yang pasti, ECB tidak memasukkan penjualan persediaan emas dalam pertimbangan rencana QE mereka.

Ketidakpastian ECB Dapat Memperburuk Sentimen Pasar

Setelah kembali menyuarakan hal yang sama dalam beberapa bulan terakhir, ECB disinyalir tidak akan mampu mempertahankan kepercayaan pasar jika apa yang mereka tekankan tidak segera diwujudkan. Nicholas Spiro, Direktur Pengelola dari Spiro Sovereign Strategy berpendapat bahwa tindakan Draghi ini akan semakin menurunkan kepercayaan investor. Apabila ECB tidak segera mengambil langkah pasti untuk mengalihkan deflasi, aksi mengulur waktu ini justru dapat memicu sentimen negatif terhadap Zona Euro.

Banyak pihak memperkirakan jika Draghi dan anggota dewan lainnya masih menunggu pengaruh penurunan harga minyak dalam pertumbuhan ekonomi Zona Euro sebelum bertindak. Jika efeknya positif, program pembelian aset mungkin tidak perlu lagi untuk dilaksanakan. Akan tetapi, semakin lama ECB mengulur waktu, semakin besar dampak yang akan ditimbulkan oleh rendahnya inflasi, dan makin tinggi pula peluang Zona Euro untuk terjun ke jurang deflasi.

Ekonom dari Moody's Analytics, Mark Zandi berujar jika cepat atau lambat, ECB akan kehilangan kredibilitas bila terus mempertahankan situasi ini. Zona Euro sekarang sedang berada di area rawan resesi, sehingga langkah yang mantap dan konsisten dari Bank Sentral tersebut sangat diperlukan untuk memberi kepastian terhadap upaya ECB dalam memerangi deflasi.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 
Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 1 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 1 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia

Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 1 jam lalu, #Saham Indonesia

EUR/USD berubah arah setelah komentar hawkish dari Lagarde, 19 jam lalu, #Forex Fundamental

NZD/USD naik menuju level 0.5950 di tengah dolar AS yang lemah, sentimen risk-on, 19 jam lalu, #Forex Teknikal

 XAU/USD pulih karena kewaspadaan pasar, menargetkan level $2,400, 19 jam lalu, #Emas Teknikal

USD/CAD melemah mendekati level 1.3750 karena sentimen risiko yang membaik di tengah dan melemahnya minyak mentah, 19 jam lalu, #Forex Teknikal

PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penurunan penjualan mobil selama periode Januari–Maret 2024, 1 hari, #Saham Indonesia

IHSG dibuka rebound pada perdagangan hari ini, naik 0.35% ke level 7,156, 1 hari, #Saham Indonesia

Pada Rabu (17/April), BEI melakukan pengumuman Unusual Market Activity (UMA) terhadap saham PT Barito Renewables Tbk (BREN), 1 hari, #Saham Indonesia

Kapitalisasi pasar alias market cap PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) makin menggembung, sudah menembus Rp1,063 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia



Kirim Komentar Baru