Advertisement

iklan

EUR/USD 1.087   |   USD/JPY 149.210   |   GBP/USD 1.272   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,151.37/oz   |   Silver 25.14/oz   |   Wall Street 38,790.43   |   Nasdaq 16,103.45   |   IDX 7,336.75   |   Bitcoin 67,548.59   |   Ethereum 3,517.99   |   Litecoin 87.11   |   Pound Sterling menghadapi Sell-Off saat sentimen pasar melemah dalam pekan yang penuh peristiwa penting, 43 menit lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.8890 di tengah sikap hati-hati di pasar jelang keputusan The Fed, 44 menit lalu, #Forex Teknikal   |   BoJ akhiri suku bunga negatif, RBA pertahankan kebijakannya, 45 menit lalu, #Forex Fundamental   |   Emas masih berada di dalam area down trend channel dan tertahan di resistance, 45 menit lalu, #Forex Teknikal   |   McDonald's (NYSE:MCD) mengalami masalah teknologi global yang signifikan pada hari Jumat, menyebabkan gangguan operasional di berbagai lokasi internasional, termasuk AS, Australia, Inggris, Jepang, dan Hong Kong, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,207, sementara Nasdaq 100 turun 0.3% menjadi 18,181 pada pukul 19:06 ET (23:06 GMT). Dow Jones turun tipis menjadi 39,218, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Michael S. Dell, CEO Dell Technologies Inc (NYSE: DELL), baru-baru ini telah menjual sejumlah besar saham di perusahaan tersebut. Ia membuang saham senilai lebih dari $145 juta dalam serangkaian transaksi, 7 jam lalu, #Saham AS   |   Reddit dan YouTube Google menghadapi tuntutan hukum yang meminta mereka bertanggung jawab karena membantu memungkinkan supremasi kulit putih membunuh 10 orang kulit hitam pada tahun 2022, 7 jam lalu, #Saham AS

Ekonomi AS Kuat, Kurs Dolar Cuma Menggeliat

Penulis

Kehadiran sejumlah data ekonomi AS ini mengerem kemerosotan kurs dolar AS untuk sementara waktu, namun belum mampu memantik rebound.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Indeks Dolar AS (DXY) menanjak tipis sekitar 0.2 persen pada sesi New York kemarin, kemudian mengambang pada kisaran 101.70 dalam pembukaan pagi ini (27/Januari). Rilis data preliminer Gross Domestic Product (GDP) Amerika Serikat kuartal IV/2022 melampaui estimasi pasar, sehingga mendukung rencana The Fed untuk mempertahankan sikap hawkish pada awal tahun ini. Sayangnya, data-data tersebut belum mampu menggenjot greenback dengan pesat.

DXY DailyGrafik DXY Daily via TradingView

 

Melambat, Tapi Lebih Baik Daripada Perkiraan Pasar

Hasil rapat FOMC pada akhir tahun lalu mengungkap rencana The Fed untuk "rate hike" sekitar 2 kali lagi dalam tahun 2023, kemudian mempertahankan suku bunga di atas tingkat 5 persen sampai akhir tahun. Pelaku pasar meragukan proyeksi tersebut sehubungan dengan tanda-tanda perlambatan ekonomi AS yang kian menajam. Sebagian analis bahkan mensinyalir The Fed harus memangkas suku bunga pada semester kedua. Tapi, beberapa data ekonomi AS yang dirilis tadi malam memihak proyeksi The Fed.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa GDP bertumbuh 2.9 persen (Quarter-over-Quarter) pada kuartal IV/2022. Angka tersebut lebih rendah daripada pertumbuhan 3.2 persen pada periode sebelumnya, tetapi lebih baik daripada estimasi konsensus yang hanya 2.6 persen.

Data klaim pengangguran mingguan juga mengungguli ekspektasi. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa jumlah klaim pengangguran berkurang menjadi 186k pada periode sepekan yang berakhir tanggal 21 Januari lalu. Jumlahnya lebih sedikit daripada klaim periode sebelumnya yang mencapai 192k, maupun estimasi konsensus yang dipatok pada 205k.

"Gambaran yang agak beragam ditunjukkan oleh data (ekonomi) AS," kata Stuart Cole, kepala ekonom makro di Equiti Capital London, "Tapi kontributor terbesar dalam cerita pertumbuhan ini adalah inventaris, suatu komponen yang hampir pasti akan melemah sepanjang 2023. Saya pikir (data-data ekonomi AS kali ini) mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin untuk sekarang."

Kehadiran data-data ini mengerem kemerosotan indeks dolar AS untuk sementara waktu. Perhatian pasar berikutnya akan beralih ke beberapa bank sentral utama.

 

Teka-teki Resesi dan Kebijakan Bank Sentral

Tiga bank sentral utama bakal menggelar rapat reguler pada pekan depan, yaitu Federal Reserve, Bank of England (BoE), dan European Central Bank (ECB). Pasar meyakini BoE dan ECB sama-sama akan menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin, alias lebih besar daripada The Fed.

Ekspektasi itu menyokong kurs EUR/USD dan GBP/USD saat ini. Namun, para trader kelak kemungkinan akan lebih memerhatikan detail dalam hasil rapat bank-bank sentral itu daripada pengumuman suku bunganya. Sementara itu, sejumlah analis terus mempertahankan ekspektasi dovish mereka atas prospek ekonomi AS.

"Ini kemungkinan akan menjadi kuartal (dengan pertumbuhan ekonomi kuat) yang terakhir selama beberapa waktu, terutama karena rinciannya tak terlalu menggembirakan. Kami masih memperkirakan perekonomian (AS) akan terjerumus ke dalam resesi akibat kenaikan suku bunga jumbo The Fed," kata Dr Christoph Balz, ekonom senior di Commerzbank.

Balz menambahkan, "Sejumlah data 'keras' Desember seperti penjualan ritel dan produksi industri sudah sangat lemah, yang dapat menjadi sinyal bahwa perekonomian kehilangan momentum secara signifikan. Indikator-indikator berbasis survei seperti PMI ISM juga mengarah turun secara tajam."

Pengumuman Bank of Canada (BoC) kemarin resmi menandainya sebagai bank sentral utama pertama yang mengakhiri siklus kenaikan suku bunga pasca-pandemi. USD/CAD sempat mencuat sampai 1.3420-an menyusul pengumuman tersebut, tetapi kemudian terperosok lagi ke 1.3300-an lantaran kecemasan pasar terhadap risiko resesi AS dan arah kebijakan The Fed.

Download Seputarforex App

298895
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.