Emas mendulang kenaikan di sesi Asia Kamis (07/08) pagi mendekati level tertinggi dalam satu minggu seiring dengan kekhawatiran atas aksi militer Rusia terhadap Ukraina. Selain itu, meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Barat menaikkan pamor emas sebagai aset safe haven.
Emas spot naik 0.1 persen ke angka $1,307.60 per troy ons pada pukul 00:21 GMT setelah sebelumnya juga sempat mengalami kenaikan hingga 1.4 persen. Logam mulia tersebut bahkan menggapai level $1,309.60, level yang tertinggi sejak tanggal 29 Juli. Saat ini, emas di AS stabil pada kisaran $1,308.90 setelah mengalami kenaikan 1.8 persen kemarin.
Emas berjangka untuk pengiriman segera melejit sebanyak 0.2 persen ke $1,308.13 per ons dan diperdagangkan pada $1,306.87 pada pukul 8:57 pagi di Singapura, menurut data dari Bloomberg.
Rusia Larang Impor Dari AS Dan Eropa
Dilaporkan oleh kantor berita setempat bahwa Rusia membalas sangsi yang dijatuhkan oleh Barat dengan merencanakan pelarangan impor makanan dari AS serta buah dan sayuran dari Eropa. Sementara itu, NATO mengatakan bahwa Rusia telah menyiagakan sekitar 20,000 pasukan bersenjata di perbatasan Ukraina. Negara pimpinan Putin tersebut tak akan segan-segan menyerang dengan dalih misi kemanusiaan.
"Emas mendapatkan support dari masalah geopolitik yang kembali memanas. Dalam jangka panjang dan dalam kaitannya dengan divergensi perekonomian antara AS dan Eropa, emas berpotensi bearish akibat menguatnya Dolar terhadap Euro." tutur Lv Jie analis dari Cinda Futures di China dalam wawancaranya dengan Bloomberg.
Lebih lanjut, Lv mengatakan bahwa kontrak emas spot acuan di Shanghai mengalami kenaikan untuk hari kedua. Namun, dengan meningkatnya harga emas di atas level $1,300 per ons, minat beli diperkirakan akan mengalami penurunan.
