Harga emas mengalami kenaikan pada Selasa (01/07) setelah rilisnya data manufaktur Tingkok, negara importir emas terbesar dunia saat ini. Di Comex New York, emas berjangka untuk pengiriman Agustus diperdagangkan pada $1,328.60 per troy ons, naik sebanyak 0.50%. Di sesi overnight, harga emas menyentuh level rendah $1,311.20 dan level tinggi $1,330.20.
Malam tadi, harga emas berjangka diperdagangkan dalam level tinggi dua bulan menyusul Dolar AS yang tergelincir akibat beragam data indikator ekonomi Amerika Serikat yang cenderung lemah. Para investor pun lebih memilih untuk menunggu laporan ketenaga kerjaan dan NFP AS yang akan dirilis Kamis (03/07) mendatang.
National Association of Realtors melaporkan lebih awal bahwa data pending home sales AS mengalami kenaikan sebanyak 6.1% pada bulan Mei lalu. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak akhir September. Meski demikian, Dolar AS kembali tergelincir dan emas menguat setelah indeks PMI Chicago merosot hingga ke 62.6 bulan ini dari 65.5 bulan Mei.
Investor Belum Sepenuhnya Menyadari
Ironisnya, kenaikan emas hingga 10 persen dari akhir tahun 2013 tidak berarti peminat meningkat. Menurut ahli dari Barclays Plc dan Goldman Sachs Group Inc, walaupun emas makin diminati seiring dengan ketegangan yang terjadi di Irak dan Ukraina, kenaikan emas hanya sementara.
"Para investor masih terkesima dengan aset-aset lain selain emas. Hal itu karena sebagian dari mereka gagal untuk membaca fakta bahwa emas menunjukkan penguatan tahun ini. Kelesuan emas yang terjadi pada tahun 2013 masih membekas kuat di pikiran publik." papar Michael Gayed, ahli investasi dari Pension Partners LLC di New York.
