EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 37,796.61   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 11 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 11 jam lalu, #Saham AS

Eropa Pertimbangkan Rilis Obligasi Corona, Euro Menguat

Penulis

Demi menambah persediaan Euro untuk menanggulangi kemunduran ekonomi, beberapa negara Eropa menghimbau agar diterbitkan obligasi Corona.

Seputarforex.com - Euro mendaki lagi sebesar hampir 0.6 persen ke kisaran 1.0950-an terhadap Dolar AS pada pertengahan sesi Eropa hari ini (26/Maret). Wacana tentang penerbitan "obligasi Corona" mulai dipertimbangkan oleh sejumlah negara anggota Uni Eropa. Kabar ini disinyalir mendukung reli Euro, di samping pelemahan Dolar AS yang tengah dilanda kekhawatiran tentang meroketnya jumlah pengangguran.

EURUSD DailyGrafik EUR/USD Daily via Tradingview.com

Setelah epidemi virus Corona (COVID-19) di China mereda, benua Eropa telah menjadi "medan perang" paling sengit dengan jumlah korban terinfeksi terus menerus mencetak rekor tertinggi. Data terbaru dari Worldometer menunjukkan Italia dan Spanyol telah menduduki posisi negara dengan korban meninggal terbesar, menyisihkan China di peringkat ketiga. Satu negara Eropa lain, Prancis, kini berada di urutan kelima setelah Iran.

Laju pertumbuhan kasus infeksi COVID-19 baru dilaporkan sudah mulai melambat di berbagai negara Eropa. Akan tetapi, lockdown yang diberlakukan di berbagai wilayah telah melumpuhkan perekonomian kawasan. Data menunjukkan keyakinan konsumen Jerman mencapai rekor terburuk sejak 2009, sementara indeks keyakinan bisnis Prancis mencapai level terendah sejak 2014.

Walaupun bank sentral Eropa (ECB) telah mengucurkan paket Quantitative Easing sebesar 1 Triliun Euro, tetapi berbagai negara anggota Uni Eropa diharapkan juga merilis stimulus fiskal untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Dengan pertimbangan ini, sembilan negara Eropa kemarin menghimbau rekan-rekannya untuk merilis "obligasi Corona" sebagai upaya penggalangan dana melalui pinjaman publik bersama yang kemudian dapat digunakan sebagai anggaran stimulus.

"Kita perlu mengenali parahnya situasi dan perlunya tindakan lanjutan untuk memperbaiki perekonomian kita sekarang. Argumen untuk sebuah instrumen bersama seperti (obligasi Corona) itu kuat, karena kita semua menghadapi shock eksternal simetris, yang tak satu negara pun bertanggung jawab sendiri, tetapi konsekuensi negatifnya dirasakan oleh semua," demikian disampaikan oleh pimpinan negara dari Italia, Prancis, Belgia, Yunani, Portugal, Spanyol, Irlandia, Slovenia, dan Luksemburg.

Obligasi dengan konsep seperti itu belum tentu disetujui secara mufakat. Negara-negara ekonomi kuat seperti Jerman, Belanda, dan Austria dikenal segan menanggung utang bersama dengan negara-negara ekonomi rawan seperti Italia, Yunani, dan Portugal. Oleh karena itu, perhatian pasar kini menyoroti teleconference antara 27 pemimpin negara anggota Uni Eropa yang akan diadakan nanti malam.

292446
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.