Advertisement

iklan

Menurut anlisa UOB, sasaran berikutnya USD/JPY adalah di sekitar level 149.50, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling berada dalam genggaman pasar bearish karena risiko perlambatan yang semakin meningkat, 6 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bursa Karbon Indonesia alias IDXCarbon pada Selasa (26/September), 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan terdapat potensi investasi sebesar $9.5 miliar atau setara Rp146.29 triliun, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Lima gugatan class action telah diajukan terhadap MGM Resorts (NYSE:MGM) International dan Caesars (NASDAQ:CZR) Entertainment, yang menuduh mereka gagal dalam melindungi para pelanggan dari serangan siber pada bulan September, 8 jam lalu, #Saham AS   |   David Solomon, CEO Goldman Sachs Group Inc (NYSE: GS), menegaskan kembali dukungannya kepada perusahaan-perusahaan energi tradisional meskipun ada tekanan yang semakin besar dari para aktivis iklim agar bank-bank memutuskan hubungan dengan perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil, 8 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

Esther George Desak The Fed Segera Naikkan Suku Bunga

Penulis

"Saya melihat, level saat ini masih terlalu rendah untuk kondisi perekonomian sekarang," kata George dalam pidato pembukaannnya Jumat dini hari tadi (13/05) di Albuquerque, New Mexico. Esther George mendesak bank sentral AS untuk menaikkan suku bunganya demi melawan kemungkinan gelembung harga aset.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Presiden Federal Reserve untuk wilayah Kansas City, Esther George, mendesak bank sentral AS untuk menaikkan suku bunganya demi melawan kemungkinan gelembung harga aset. George yang juga merupakan salah seorang anggota FOMC yang memiliki hak suara tahun ini, merupakan satu-satunya tokoh hawkish yang memberikan suara setuju untuk menaikkan suku bunga dalam dua rapat FOMC terakhir setelah Desember.

esther_george
"Saya melihat, level saat ini masih terlalu rendah untuk kondisi perekonomian sekarang," kata George dalam pidato pembukaannnya Jumat dini hari tadi (13/05) di Albuquerque, New Mexico. "Sektor-sektor yang sensitif suku bunga bisa menerima terlalu banyak utang sebagai tanggapan atas rendahnya suku bunga dan tumbuh secara pesat, (tetapi) kemudian perlahan-lahan akan mengalami gangguan."

Karena kebijakan moneter mempunyai dampak yang kuat pada kondisi finansial, lanjut George, ia bisa membuat kondisi ketidakseimbangan makin menjadi atau bisa juga menyebabkan mis-alokasi modal, yang tentunya dapat memberikan efek negatif pada proses pertumbuhan jangka panjang.

"Mengatur suku bunga ke level yang lebih normal dan dalam laju yang gradual dibutuhkan untuk meminimalisasi distorsi dalam perekonomian yang dapat terbentuk beberapa tahun apabila suku bunga terlalu rendah (dipertahankan)," kata George.

Meski demikian, sejatinya pasar sudah lebih skeptis pada rencana kenaikan suku bunga The Fed lagi setidaknya hingga Desember mendatang. Hal itu berdasarkan dari pernyataan rata-rata para anggota The Fed yang menyebutkan masih adanya kemungkinan kenaikan suku bunga AS dua kali lagi tahun ini.


Pernyataan Senada dari Rosengren dan Mester

George bukanlah satu-satunya yang memiliki pandangan demikian tentang suku bunga AS. Dua orang anggota FOMC lainnya, Loretta Mester dan Eric Rosengren, juga memiliki pendapat yang senada dengan George tentang pentingnya kenaikan suku bunga.

Meski tak se-frontal George, Rosengren yang merupakan presiden The Fed wilayah Boston mengatakan bahwa pasar sudah terlalu pesimis tentang outlook dan The Fed harus mempersiapkan diri untuk kenaikan suku bunga dalam laju yang lebih cepat daripada perkiraan pasar.

Sedangkan Mester yang menjabat sebagai presiden The Fed untuk wilayah Cleveland, memang tak terang-terang menyebut kata kenaikan suku bunga. Meski setuju dengan pendapat untuk mempertahankan tingkat suku bunga di FOMC April lalu, Mester memberikan penjelasan tentang apiknya inflasi AS.

Di kuartal pertama, Mester mencatat adanya kenaikan PCE yang menuju kisaran 1% dari 0.2%. Hal ini menurutnya merupakan pertanda yang bagus bagi perekonomian AS, katanya dalam pidatonya di sebuah konferensi di Jerman.

264563
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.