EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 37,824.71   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 12 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 12 jam lalu, #Saham AS

Euro Makin Merana Di Sesi Asia Setelah Pidato Draghi

Penulis

Euro mendekam di dekat level rendah 14 bulan di sesi perdagangan Asia, Kamis (25/09) pagi ini, setelah malam tadi terpaksa menyerah pada stop loss penjualan di $1.2800. Kemerosotan Euro ini terjadi setelah komentar Presiden ECB, Mario Draghi, bahwa bank sentral Eropa tersebut akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif.

Euro mendekam di dekat level rendah 14 bulan di sesi perdagangan Asia, Kamis (25/09) pagi ini, setelah malam tadi terpaksa menyerah pada stop loss penjualan di $1.2800. Data dari Reuters, mata uang tunggal tersebut jatuh ke level rendah $1.2774, mendekati level rendah semenjak tahun 2013, yakni di $1.2740. Terakhir, mata uang tersebut diperdagangkan di $1.2777.

Euro
Terhadap Poundsterling, Euro pun tumbang dengan pair EUR/GBP yang ambruk 0.205 ke 0.7823. Demikian pula terhadap Yen, EUR/JPY gugur 0.56% ke posisi 139.11.

Kemerosotan Euro ini membantu indeks dolar untuk menembus di atas 85.000 untuk pertama kalinya sejak bulan Juli 2010. Indeks ini sempat memuncak ke posisi 85.091 sebelum akhirnya menghuni posisi 85.084.

Kemerosotan Euro ini terjadi setelah malam tadi, Presiden ECB, Mario Draghi, menyampaikan komentarnya bahwa bank sentral Eropa tersebut akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif dalam jangka waktu yang dibutuhkan. Suku bunga rendah pun akan dipertahankan untuk waktu yang lama. Akan tetapi, pernyataan Draghi tersebut tampaknya belum bisa meredakan skeptisme publik terhadap keampuhan pinjaman berbunga rendah bagi bank-bank di Eropa.

Selain itu, indeks Ifo Jerman yang mendeskripsikan kepercayaan bisnis, dilaporkan memburuk selama lima bulan berturut-turut hingga September ini. Iklim bisnis di negara ekonomi nomor satu di Zona Euro tersebut jeblok ke 104.7 dari sebelumnya di 106.3. Data ini makin menambah kekhawatiran pasar bahwa Jerman sedang kehilangan momentum.

202060
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.