EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,115.69   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Euro Melemah Jelang Rapat ECB Terakhir Draghi

Penulis

Menjelang penyampaian hasil rapat kebijakan ECB terakhir oleh Presiden Mario Draghi, Euro masih terus dibebani oleh isu resesi Jerman.

Euro cenderung melemah sejak awal pekan ini dan kembali tertekan menjelang rilis pernyataan kebijakan ECB dalam beberapa jam ke depan. Saat berita ditulis (24/Oktober), EUR/USD berupaya mempertahankan posisi sekitar 1.1128, sementara EUR/JPY sideways dekat kisaran tertinggi sejak akhir Juli. Laporan hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) menunjukkan resesi berkelanjutan di sektor manufaktur dan mandek-nya pertumbuhan sektor jasa.

EURUSD DailyGrafik EUR/USD Daily via Tradingview.com

Laporan preliminer Markit menunjukkan bahwa skor PMI Manufaktur Zona Euro bulan Oktober 2019 stagnan pada level 45.7. PMI untuk sektor jasa meningkat tipis dari 51.6 menjadi 51.8, tetapi meleset dari estimasi awal yang dipatok pada 51.9. Secara komposit, skor PMI hanya menanjak dari 50.1 menjadi 50.2, bukannya meningkat hingga 50.3 sebagaimana diharapkan oleh para ekonom. Angka-angkanya bahkan lebih buruk lagi untuk laporan terkait Jerman secara khusus.

"Kami tak terlalu memerhatikan indeks jasa, tetapi pesan keseluruhan survei sudah jelas; perekonomian Jerman berada dalam resesi. Kami memperkirakan data GDP Kuartal III akan mengonfirmasi ini -dengan penurunan GDP Quarter-on-Quarter untuk kedua kali beruntun- walaupun masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Kuartal 4 akan sama buruknya," kata Claus Vistesen dari Pantheon Macroeconomics.

Perekonomian Eropa telah menanggung dampak buruk dari perang dagang AS-China, sehingga otoritas moneter ECB di bawah kepemimpinan Presiden Mario Draghi terpaksa memangkas suku bunga lagi dan meluncurkan Quantitative Easing (QE). Di sisi lain, keputusan kontroversial itu telah menimbulkan perpecahan hebat dalam tubuh ECB. Salah satu anggota dewan eksekutif-nya bahkan dirumorkan mundur gegara silang pendapat tersebut.

ECB diperkirakan takkan melakukan perubahan penting dalam rapat kali ini, tetapi banyak pihak menyoroti pernyataan kebijakan moneter yang dijadwalkan rilis sekitar pukul 18:45 WIB. Ini merupakan rapat terakhir bagi Presiden Draghi, karena ia bakal mengakhiri masa jabatan 8 tahunnya pada akhir bulan ini. Mulai bulan November, ia akan digantikan oleh mantan Ketua IMF, Christine Lagarde.

"Saya kira keputusan ECB takkan menawarkan lebih dari pengingat mengapa mata uang ini akan terus kekurangan daya dan inferior terhadap sang raja USD. Semua ini muncul menjelang jadwal yang agak sibuk pekan depan yang akan memuat lebih banyak tema seputar AS, termasuk keputusan Fed (yang kemungkinan mengungkapkan lebih banyak "kesabaran" dibandingkan kecenderungan untuk pangkas bunga). Sederhananya, EUR dan GBP sudah mendapatkan tempat, tetapi sekarang giliran USD," kata Mazen Issa, pakar strategi di TD Securities, "Kami kira ini juga bisa membantu membentuk lansekap taktikal bagi DXY, terutama jika data (AS) tidak mengalami pertumbuhan relatif (lebih tinggi) dibandingkan rekan-rekannya."

290695
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.