Seputarforex.com - Mata uang Euro sempat menanjak kemarin, tetapi tergelincir lagi dalam perdagangan hari ini (8/April) sehubungan dengan hasil rapat para menteri keuangan negara-negara Uni Eropa yang dianggap mengecewakan pasar. Saat berita ditulis, EUR/USD diperdagangkan melemah 0.25 persen ke kisaran 1.0864. Euro juga terpantau melemah tipis versus Pound dan Yen Jepang.
Grafik EUR/USD Daily via Tradingview.com
Untuk kesekian kalinya, negara-negara Uni Eropa gagal menunjukkan semangat persatuan dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi yang dipicu oleh pandemi COVID-19. Diskusi terakhir para menteri keuangan negara anggotanya via teleconference selama 16 jam gagal menyepakati skema apapun untuk menalangi kemunduran ekonomi. Padahal, negara-negara lain mulai dari Inggris, Jepang, hingga Amerika Serikat berlomba menggelontorkan stimulus fiskal besar-besaran.
"Ini negatif bagi (negara-negara) periferi yang menderita paling buruk akibat krisis," ungkap Pooja Kumra dari Toronto-Dominion Bank, sebagaimana dilansir oleh Bloomberg, "Keputusan bersama (tentang stimulus di Uni Eropa) ini akan sulit dicapai dan bisa berkepanjangan."
Sebelumnya, sempat menyeruak beberapa opsi seperti obligasi Corona dan dana talangan lain. Bahkan sempat ada rumor akan diluncurkannya stimulus senilai setengah triliun Euro dengan kerja sama European Stability Mechanism, European Investment Bank, dan European Commission. Akan tetapi, silang pendapat antara negara-negara ekonomi kuat dan lemah di kawasan tersebut agaknya masih terus berlanjut.
Menanggapi kabar dari pertemuan menkeu UE, yield obligasi Italia meroket pesat ke rekor tertinggi dalam tiga pekan. Italia merupakan negara yang diperkirakan paling terdampak pandemi dari segi jumlah kasus maupun efek ekonomi dibanding rekan-rekan sesama anggota Uni Eropa lain. Di sisi lain, obligasi Jerman -yang dianggap sebagai salah satu aset safe haven- semakin menurun.