Seputarforex.com - Euro melemah di sesi perdagangan Rabu (27/Maret) malam ini setelah tadi sore, Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, menyampaikan pidato resmi dalam sebuah konferensi di Frankfurt.
Draghi mengatakan bahwa Zona Euro sedang menghadapi masalah penyusutan permintaan eksternal (ekspor) yang kian hari kian memburuk. Oleh sebab itu, ECB akan selalu siap sedia untuk menunda kenaikan suku bunga lebih lama jika dibutuhkan.
"Sebagaimana yang telah kami putuskan dalam rapat pada bulan Maret ini, kami akan memastikan kebijakan moneter untuk terus mengawal perekonomian, dengan cara menyesuaikan kebijakan suku bunga kami dengan refleksi Outlook inflasi yang baru," ungkap Draghi.
Sebagai informasi, di awal bulan Maret kemarin, ECB telah memutar balik haluan kebijakan moneternya menjadi lebih dovish, dengan menyediakan fasilitas likuiditas baru untuk bank-bank di Zona Euro (TLOTR), serta menunda kenaikan suku bunga. Melambatnya pertumbuhan dan inflasi serta ketidakpastian global, menjadi alasan pengambilan keputusan tersebut.
Namun demikian, Draghi menjamin bahwa ECB akan siap pula untuk melunakkan risiko dari suku bunga negatif jika memang transmisi kebijakan moneter ECB tersebut mulai menimbulkan bahaya.
"Jika dibutuhkan, kami akan memikirkan kemungkinan langkah-langkah yang dapat menjaga implikasi positif dari suku bunga negatif terhadap perekonomian, sambil mengurangi efek samping, jika (memang) ada (efek sampingnya)," kata Draghi.
Dolar AS Menguat, Euro Anjlok
Pidato Draghi tersebut dinilai dovish, tetapi tidak memberikan tambahan tekanan baru untuk menambah pelonggaran. Oleh sebab itu, Euro sempat menguat beberapa saat setelah pidato Draghi. Namun, karena Dolar AS makin menguat setelah jebloknya mata uang antipodean, Euro pun bergerak melemah kembali saat berita ini ditulis di sesi New York. EUR/USD turun 0.16 persen ke 1.1251 dalam time frame 4 jam.