iklan | iklan |
Seputarforex - Euro menjadi primadona pasar pada sesi Eropa hari Kamis (30/Maret) berkat rilis data inflasi Jerman terbaru yang menghijau. EUR/USD melambung sekitar 0.5% ke ambang 1.0900, sementara EUR/GBP dan EUR/JPY melanjutkan reli yang telah berlangsung sejak kemarin.
Grafik EUR/USD Daily via TradingView
Kekhawatiran pasar terhadap situasi perbankan global telah memudar, sehingga perhatian kembali terfokus pada masalah kenaikan inflasi serta bagaimana bank-bank sentral akan mengatasinya. Ekspektasi inflasi dan suku bunga terus menjadi bahan perbincangan dan memengaruhi pergerakan mata uang-mata uang utama, termasuk inflasi Zona Euro.
Data inflasi Jerman (preliminer) tadi sore meningkatkan ekspektasi pasar menjelang rilis data inflasi Zona Euro besok. Pertumbuhan inflasi CPI mencapai 0.8% (Month-over-Month) pada bulan Maret 2023. Angka itu sama dengan pertumbuhan inflasi pada periode Februari, sekaligus melampaui estimasi konsensus yang sebesar 0.7% (Month-over-Month). Laju inflasi tahunan menurun lebih lanjut dari 8.7% menjadi 7.4%, tetapi masih sedikit di atas estimasi yang sebesar 7.3%.
Bank Sentral Eropa (ECB) telah menaikkan suku bunga sebanyak total 350 basis poin sejak Juli 2022 demi menjinakkan lonjakan inflasi. Beberapa pejabat ECB menegaskan niat untuk menaikkan bunga lagi dalam rapat berikutnya, karena faktor-faktor yang mendasari kenaikan inflasi itu tetap persisten. Data inflasi Jerman hari ini mengonfirmasi outlook tersebut.
"Dengan ECB yang benar-benar fokus pada dinamika inflasi inti, perkiraan para ekonom kami untuk inflasi inti Kawasan Euro naik menjadi 5.72% dalam perilisan besok tidak mungkin menghalangi bank sentral dari sikap hawkish-nya saat ini," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada klien yang dikutip oleh Reuters.
Para trader USD besok juga akan berfokus pada data serupa. Laporan Belanja Konsumsi Personal (PCE) akan menarik perhatian pasar global, karena indeks harga PCE inti merupakan referensi inflasi utama dalam pengambilan kebijakan The Fed.
"Dengan memudarnya momok resesi, fokus pasar saat ini beralih ke data PCE AS akhir pekan ini, yang dipandang sebagai parameter inflasi favorit-nya The Fed," ujar Tina Teng, seorang analis di CMC Markets.