EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,137.59   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

EUR/USD Beranjak Naik Berkat Pernyataan Lagarde

Penulis

Data inflasi Zona Euro melemah, tetapi Christine Lagarde berpendapat angkanya masih terlalu tinggi.

Seputarforex - Berita-berita ekonomi dari kawasan Euro menghiasi tajuk kabar pasar hari Kamis (1/Juni). Perilisan data inflasi Zona Euro dan beberapa negara anggotanya menunjukkan pelemahan yang lebih cepat daripada ekspektasi pasar. Kendati demikian, pernyataan hawkish dari Presiden ECB Christine Lagarde berhasil mengerek EUR/USD sekitar 0.6% sampai 1.0750-an.

EURUSD Daily

Data preliminer Eurostat menunjukkan laju inflasi Zona Euro hanya tumbuh 0.2% untuk kelompok barang inti dan 0.0% untuk semua kelompok barang pada bulan Mei 2023. Laju inflasi dalam basis tahunan pun terseret turun dari 5.6% menjadi 5.3% untuk kelompok barang inti, serta dari 7.0% menjadi 6.1% untuk semua kelompok barang. Semuanya jauh lebih lemah daripada estimasi konsensus maupun data periode sebelumnya.

Ini merupakan tanda-tanda disinflasi paling mencolok di kawasan Euro dalam beberapa bulan terakhir. Akan tetapi, Christine Lagarde menegaskan bahwa laju inflasi masih terlalu tinggi dan bank sentral masih perlu mengetatkan kebijakan lebih lanjut.

"Hari ini, inflasi (masih) terlalu tinggi dan akan tetap tinggi dalam waktu yang terlalu lama," kata Lagarde, "Kami telah menjelaskan bahwa kami masih punya banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengembalikan suku bunga ke tingkat yang cukup restriktif."

Data pasar saat ini menunjukkan peluang 85% untuk kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin dalam rapat ECB tanggal 15 Juni mendatang. Otoritas juga kemungkinan akan mengumumkan kenaikan suku bunga lanjutan sebanyak 25 basis poin pada Juli demi menekan laju inflasi. Selaras dengan ekspektasi ini, euro menguat.

"Euro menanjak sedikit lebih tinggi," kata John Velis, pakar strategi FX dan makro di BNY Mellon, sebagaimana dikutip Reuters, "Ada semacam penyempitan selisih suku bunga... ECB diharapkan menaikkan bunga satu atau dua kali lagi, sedangkan (The Fed) lebih meragukan tentang hal itu."

Apresiasi euro bertepatan pula dengan pelemahan dolar AS yang terjadi akibat penurunan spekulasi "Fed rate hike" dalam 24 jam terakhir. Dua pejabat The Fed menyampaikan perlunya mengevaluasi lebih banyak data sebelum menaikkan suku bunga lagi. Salah satunya merupakan kandidat Wakil Ketua The Fed yang dijagokan oleh Jerome Powell.

Download Seputarforex App

299445
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.