EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 37,921.83   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 11 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 11 jam lalu, #Saham AS

EXCL: Tutup Dua Anak Perusahaan Di Malaysia Untuk Kurangi Beban

Penulis

PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah menutup dua anak perusahaan di negara Malaysia pada pekan lalu. Kedua perusahaan tersebut bernama GSM One dan GSM Two, ditutup karena perusahaan ini tidak aktif serta tidak termasuk ke dalam laporan keuangan PT XL Axiata Tbk.

PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah menutup dua anak perusahaannya di negara Malaysia pada pekan lalu. Kedua perusahaan tersebut bernama GSM One dan GSM Two, ditutup karena perusahaan ini tidak aktif serta tidak termasuk ke dalam laporan keuangan PT XL Axiata Tbk.

XL Axiata

GM Corporate Communication EXCL, Tri Wahyuningsih menjelaskan bahwa penutupan anak usaha di Malaysia tersebut dikarenakan oleh status kedua perusahaan tersebut yang sudah tidak aktif. Ia menambahkan, penutupan anak usaha ini tidak akan memberikan efek pada kinerja emiten berkode EXCL karena beban dari perusahaan tersebut tidak akan berdampak terhadap sisi fundamental perseroan.

Nantinya, perseroan EXCL tidak akan lagi menyalurkan dananya untuk biaya operational expenditure (opex) di dua anak usaha tersebut dan adapun biaya opex untuk penutupan perusahaan tidak akan signifikan.

 

Terus Berupaya Untuk Kurangi Beban Perseroan

Pihak perusahaan EXCL merasa harus menutup anak usahanya di Malaysia karena ingin menghindari beban-beban usaha yang tidak penting agar nantinya EXCL bisa meningkatkan kinerjanya dan mampu berfokus pada bisnis utama yakni di bidang telekomunikasi. Sekertaris EXCL, Murni Nurdini menjelaskan, pada tanggal 15 Juni 2016 lalu, EXCL sudah mengantongi sertifikat penutupan atau dissolution certificate dari labuan Financial Services Authority.

Dengan dimilikinya sertifikat tersebut membuat GSM One dan GSM Two tidak dicantumkan di dalam laporan keuangan emiten EXCL. Selain itu, kondisi tersebut juga membuat EXCL hanya memiliki satu anak usaha saja yaitu PT XL Planet.

Disamping itu, hingga bulan Juni Tahun 2016 ini, perseroan EXCL gencar melakukan efisiensi beban biaya di berbagai macam lini. Salah satunya adalah dengan menjual 2.500 menara ke PT Protelindo yakni seharga Rp 3.56 triliun tapi setelah itu EXCL membuat perusahan patungan dengan PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT).

Kolaborasi tersebut membutuhkan dana sebesar Rp 10 miliar dan dimanfaatkan untuk kerjasama jaringan. Rencananya, dua emiten telekomunikasi itu segera memberlakukan kebijakan sharing infrastruktur aktif agar bisa mengurangi anggaran belanja operasional.

 

267073
Penulis

Pernah menempuh pendidikan di Fakultas Sastra, jurusan Sastra Inggris konsentrasi Linguistik, Unversitas Negeri Malang. Menyukai bidang kepenulisan dan dunia penerjemahan ekonomi dan bisnis sejak tahun 2013 silam. Saat ini menjadi jurnalis di Seputarforex yang bertanggung jawab untuk menulis berita emas dunia, forex, dan saham.