EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 20 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 20 jam lalu, #Saham AS

Buruknya Indeks PMI Inggris Juni Kuatkan Bukti Dampak Buruk Brexit

Penulis

PMI Manufaktur Inggris (flash) untuk bulan Juli terjun ke level 49.1 dari sebelumnya di 52.1. Sedangkan PMI sektor jasa jeblok ke 47.4 dari 52.3 pada bulan Juni. Analis menyatakan inilah dampak Brexit bulan lalu. Pound Sterling menanggapi kabar buruk ini dengan penurunan terhadap Dolar AS sebanyak 0.4 persen ke angka 1.3186.

Ekonomi Inggris menunjukkan kemerosotan yang dramatis dalam aktivitas bisnisnya setelah Brexit. Menurut data yang dirilis oleh Markit Economics Jumat (22/Juli) sore ini, PMI Manufaktur Inggris (flash) untuk bulan Juli terjun ke level 49.1 dari sebelumnya di 52.1. Sedangkan PMI sektor jasa jeblok ke 47.4 dari 52.3 pada bulan Juni.

inggris


Berisiko Resesi

Data ini menjadi bukti terkuat bahwa ekonomi Inggris memang terpuruk akibat keluar dari Uni Eropa dan ini pun bisa menjadi dasar bagi Bank Sentral Inggris untuk menggelontorkan stimulus, meskipun dalam kebijakan moneternya pekan lalu, BoE menyatakan belum melihat tanda-tanda kelemahan ekonomi akibat dampak Brexit. Indeks di bawah level 50 tersebut menandakan bahwa Inggris berisiko masuk ke resesi. Markit juga menambahkan keterangan bahwa ekonomi Inggris telah terkontraksi 0.4 persen di kuartal ini.

"Penurunan (indeks PMI) tersebut, baik karena terbentuk sendiri akibat pembatalan order, kurangnya order, ataupun penundaaan atau penghentian proyek, tetap saja berkaitan erat baik secara langsung maupun tak langsung dengan Brexit," kata Chris Williamson, Kepala Ekonom Markit yang dikutip oleh Bloomberg.

Tak hanya itu, penjualan ritel Inggris kemarin pun dilaporkan merosot sebanyak 4.3 persen YoY, yang sebelumnya mencapai 6.0 persen. Sementara itu, retail sales Inggris bulanan mengalami penurunan tajam ke -0.9 persen, merosot dari 0.9 persen dari bulan sebelumnya, dan kesemuanya di bawah ekspektasi para analis.


GBP/USD Terbenam

Pound Sterling menanggapi kabar buruk ini dengan penurunan terhadap Dolar AS sebanyak 0.4 persen ke angka 1.3186 pada pukul 9:31 pagi di London. Markit menghimpun data untuk keperluan survei ini pada tanggal 12 Juli dan 21 Juli. Lembaga tersbeut merilis hasil survei untuk menunjukkan kejelasan dampak referendum Brexit.

Tidak ada data mayor dari AS yang akan rilis pada sesi perdagangan malam nanti. Oleh karena itu, analis dari CMC Markets yang diwawancarai oleh WBPOnline mengatakan, pasar kemungkinan akan kalem dengan pergerakan GBP/USD yang tidak akan terlalu besar. Analisa forex teknikal intraday tenang pair GBP/USD, dapat di klik di link outlook GBP/USD intraday.

268919
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.