EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,328.78/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,938.46   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 13 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 13 jam lalu, #Saham AS

Yen Terus Menguat, Analis: Jepang Harus Lupakan Ide Lemahkan Yen

Penulis

Yen meroket 0.9 persen menuju angka 104.36 Dolar AS, setelah sempat menyentuh level terkuat di angka 103.41. Menurut analis Yuji Saito dari Credit Agricole Tokyo, berita-berita ekonomi Jepang yang dirilis pagi ini dianggap lalu oleh pasar yang sedang gugup menanti kebijakan moneter BoJ.

Yen terus memukul mundur Dolar AS pada sesi perdagangan hari Jumat (29/Juli) ini kendati data-data ekonomi Jepang yang baru saja dirilis tercatat melambat, sembari menanti hasil rapat kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BoJ) yang akan diumumkan hari ini dengan waktu yang tidak dijadwalkan khusus.

jepang

Yen meroket 0.9 persen menuju angka 104.36 Dolar AS, setelah sempat menyentuh level terkuat di angka 103.41. Menurut analis Yuji Saito dari Credit Agricole Tokyo yang diwawancarai oleh Bloomberg, berita-berita ekonomi Jepang yang dirilis pagi ini dianggap lalu oleh pasar yang sedang gugup menanti kebijakan moneter BoJ.

Adapun data yang dilaporkan oleh Pemerintah Jepang adalah data CPI, penjualan ritel, produksi industri, dan tingkat pengangguran. Inflasi konsumen Jepang (CPI) jeblok 0.5 persen pada bulan Juni dibandingkan dengan 0.5 persen pada bulan Juni tahun sebelumnya, setara dengan angka CPI pada bulan Maret 2013.

Sementara CPI inti Jepang, yang memasukkan produk-produk olahan minyak namun tidak memasukkan harga makanan segar, turun sebanyak 0.5 persen dari estimasi para ekonom sebanyak 0.4 persen dalam basis tahunan. Penjualan ritel Jepang ikut menurun hingga 1.4 persen, sedikit lebih tinggi dibanding perkiraan para analis yakni penurunan 1.5 persen.

Akan tetapi, data produksi industri dan tingkat pengangguran Jepang menorehkan perbaikan, masing-masing naik 1.9 persen -- jauh lebih baik dibanding estimasi analis dengan kenaikan 0.9 persen -- dan penurunan pengangguran menjadi 3.1 persen dari sebelumnya di angka 3.2 persen.


Jepang Terlalu Fokus Pada Sektor Ekspor

Sembari menunggu kebijakan moneter Jepang, analis SaxoBank, Steen Jakobsen, mengatakan kepada CNBC bahwa cita-cita Jepang terus berfokus pada melemahkan mata uang yang artinya berfokus pada sektor ekspor saja. Padahal, yen yang menguat juga dibutuhkan oleh ekonomi domestik Jepang yang dapat dikatakan hampir mati, tutur Jakobsen.

Menurutnya, rencana terbaru Jepang untuk mengombinasikan BoJ dan kebijakan fiskal hanyalah pengulangan dari strategi-strategi sebelumnya, yang notabene, hanya sukses untuk mencapai poin pertama dan kedua dari tiga poin yang ditarget oleh Abenomics. Dari sini, menurut Jakobsen, Jepang sudah harus melepaskan diri dari terus menerus menjaga sektor ekspor dan beralih ke sektor lain melalui strategi penguatan Yen.

269309
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.