EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.650   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,391.14/oz   |   Silver 28.38/oz   |   Wall Street 37,798.97   |   Nasdaq 15,865.25   |   IDX 7,164.81   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   AUD/JPY jatuh mendekati level 99.00 di tengah kehati-hatian pasar, menunggu reaksi Israel terhadap serangan Iran, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut data MCX, harga emas berpotensi naik hari ini, 11 jam lalu, #Emas Teknikal   |   EUR/USD tidak menunjukkan tanda-tanda pergerkan meski dalam kondisi Oversold, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 17 jam lalu, #Saham AS

Consumer Spending AS September Cetak Rekor Terbaik Sejak 2009

Penulis

Pengeluaran Konsumen AS bulan lalu mencatat kenaikan terbesar sejak 2009, karena banyak rumah tangga mengganti barang-barang mereka yang rusak akibat badai.

Pengeluaran Konsumen AS bulan lalu mencatat kenaikan terbesar dalam kurun waktu 8 tahun terakhir. Hal ini kemungkinan disebabkan karena banyak rumah tangga di Texas dan Florida mengganti barang-barang mereka yang rusak setelah diterjang badai Harvey dan Irma pada akhir Agustus hingga awal September lalu.

Consumer Spending AS September Cetak

Departemen Perdagangan AS pada hari Senin (30/10) merilis data Consumer Spending bulan lalu yang melonjak 1.0 persen. Kenaikan tersebut menjadi catatan terbaik sejak Agustus 2009, setelah pada periode Agustus 2017 hanya naik 0.1 persen. Sementara itu, forecast ekonom sebelumnya memprediksi Consumer Spending September akan melaju pada kecepatan 0.8 persen.

Dollar AS terpantau bergerak variatif terhadap major currency pada sesi New York malam ini. Greenback melemah terhadap Sterling dan Yen serta bergerak konsolidasi terhadap beberapa mata uang utama lainnya.

Apiknya Consumer Spending bulan lalu tampaknya sejalan dengan hasil rilis GDP First Release kuartal ketiga akhir pekan lalu yang mencatatkan pertumbuhan 3.0 persen, sekaligus mematahkan anggapan ekonom selama ini yang memprediksi badai akan menekan belanja konsumen Negeri Paman Sam.

Belanja Konsumen pada bulan September sebagian besar disokong oleh pembelian kendaraan bermotor yang naik 3.2 persen, setelah banyak kendaraan hancur akibat badai di Texas dan Florida. Pengeluaran jasa terkait kendaraan bermotor juga tercatat naik 0.5 persen.

 

Inflasi Inti AS Masih Lemah

Meski badai menyebabkan terjadinya gangguan pada rantai distribusi barang dan jasa yang berpotensi meningkatkan Inflasi, namun tekanan harga Inti (Core Inflasi) bulan lalu belum beranjak dari level rendah. Core Inflasi hanya naik 0.1 persen.

Inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Inti merupakan indikator Inflasi yang menjadi tolok ukur Fed untuk menaikkan suku bunga (rate hike). Trend Inflasi Inti AS cukup suram lantaran sudah lima bulan beruntun berada pada margin yang sama, yaitu kenaikan 0.1 persen.

Pembacaan Inflasi yang lemah diprediksi akan memperpanjang perbedaan pendapat antara petinggi Fed untuk menaikan suku bunga yang akan mengadakan pertemuan pada minggu ini. Meski tren Inflasi belum membaik, prospek Fed Rate Hike bulan Desember cukup tinggi, terlebih Yellen sebelumnya menyatakan bahwa Inflasi yang lunak akan "ditutupi" oleh kokohnya pasar tenaga kerja dan belanja konsumen.

280811
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.