EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,048.48   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 1 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 1 jam lalu, #Saham AS

2 Faktor Yang Menggerakkan AUD/USD Pagi Ini

Penulis

Dolar Australia turun merespon pengumuman bea impor baru AS untuk barang-barang China. Namun, mata uang tersebut naik kembali pasca rilis notulen RBA.

Seputarforex.com - Presiden AS Donald Trump membuktikan ucapannya untuk menambah tarif impor sebesar 10% terhadap barang-barang dari China senilai $200 miliar. Kebijakan ini akan mulai efektif per tanggal 24 September 2018. Selain itu, di akhir tahun nanti, bea impor tersebut akan naik menjadi 25%.

Dalam pengumuman yang disampaikan Trump Selasa (18/Sep) waktu Indonesia, disebutkan pula bahwa apabila China membalas menerapkan kebijakan yang sama terhadap produk-produk AS, maka ia tak akan segan-segan melancarkan fase ketiga, yakni menambah tarif impor ke barang-barang China senilai $267 miliar.

 

Notulen RBA Tak Akan Naikkan Rate Dalam Waktu Dekat

Kehebohan pasar akibat pengumuman bea impor Trump hampir menutupi rilis notulen Reserve Bank of Australia (RBA), yang sebetulnya tak kalah berdampak penting. Dalam notulen untuk rapat yang telah digelar pada tanggal 4 September tersebut, RBA menegaskan bahwa kebijakan berikutnya akan lebih pada kenaikan suku bunga ketimbang menurunkannya. Namun, perlu dicatat bahwa belum ada alasan untuk mengimplementasikan kenaikan suku bunga atau penyesuaian kebijakan moneter dalam waktu dekat.

RBA juga mencermati bahwa sejumlah bank sentral termasuk The Fed, kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga. Hal ini terefleksi dalam perilaku pasar yang mengapresiasi Dolar AS. Imbasnya, risiko-risiko bagi pasar negara berkembang (secara khusus) semakin meningkat. Meski demikian, depresiasi tingkat sedang yang dialami Dolar Australia, menurut RBA, cukup membantu bagi pertumbuhan ekonomi.

 

AUD/USD Turun Namun Segera Naik

Menanggapi pengumuman Trump, AUD/USD turun dari 0.7195 ke level 0.7150. Namun tak lama kemudian, tepatnya setelah pengumuman notulen RBA, pasangan mata uang tersebut segera naik kembali. Saat berita ini ditulis, AUD/USD diperdagangkan di posisi 0.7198. Selain rilis notulen Bank Sentral Australia, AUD berhasil naik karena China hingga saat ini belum menanggapi kebijakan terbaru Trump.

 

au

 

285348
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.