Seputarforex.com - Para pembuat kebijakan di European Central Bank (ECB) sepakat memangkas proyeksi pertumbuhan Zona Euro untuk tahun 2019. Dalam Monetary Policy Meeting Accounts (notulen) yang dipublikasikan pada Kamis (10/Januari) malam ini, kebijakan itu diambil demi menjaga keseimbangan risiko yang mulai mengarah ke penurunan pertumbuhan.
Notulen ECB Dovish Meski Lanjut Pangkas Stimulus
Pernyataan notulen tersebut membuat pasar dapat lebih memahami pernyataan Presiden ECB Mario Draghi setelah rapat kebijakan moneter tanggal 12-13 Desember lalu. Draghi juga berusaha untuk tidak menambah kegaduhan di pasar, karena ECB juga sedang dalam proses memangkas stimulus.
"Ketidakpastian dan risiko-risiko yang berkaitan dengan faktor-faktor geopolitik, ancaman proteksionisme, kerentanan pasar negara berkembang, serta volatilitas finansial masih cukup mencolok," papar ECB dalam notulen rapatnya. "Hal itu menggarisbawahi bahwa situasi masih rapuh... karena risiko-risiko bisa dengan cepat kembali mencuat atau ketidakpastian baru dapat pula muncul.
Meski demikian, kondisi saat ini dinilai belum cukup serius untuk membuat ECB harus kembali menggelontorkan stimulus. Dari notulen rapat tersebut, terkonfirmasi bahwa ECB tetap akan menghentikan ekspansi Balance Sheet melalui program pembelian obligasi yang sudah dijalankan sejak tahun 2015.
Euro Turun Tipis
Menyusul laporan tersebut, Euro masih tak jauh dari level tinggi hariannya, tetapi sudah sedikit menurun. Dalam grafik harian, saat berita ini ditulis pada pukul 21:36 WIB, EUR/USD turun 0.12 persen ke 1.1528, tak terlalu jauh dari level tinggi 1.1541 yang tercapai di sesi perdagangan sebelumnya.
"Hal ini (penurunan terbatas Euro) lebih karena soal bearish Dolar AS yang menyebabkan beberapa stop loss terpicu di kisaran level-level kunci, bukan karena pengulangan (pernyataan) soal (kebijakan moneter di) Eropa," kata Kamal Sharma, Director of G10 FX Strategy di Bank of America Merrill Lynch, London.
Sebelumnya, EUR/USD menguat karena dovish-nya notulen rapat The Fed yang menekan Dolar AS. Euro bahkan sempat menyentuh level tinggi 1.1581 semalam, yang merupakan puncak tertinggi sejak pertengahan Oktober.