Dalam pidatonya pada hari Kamis (10/1), Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell, menekankan lagi bahwa The Fed akan lebih bersabar dan berhati-hati sebelum menyetujui kenaikan suku bunga lebih lanjut di tahun 2019. The Fed lebih memilih untuk melakukan wait and see dan mengukur risiko perlambatan ekonomi AS tahun ini.
Dengan tekanan Inflasi yang rendah dan terkendali, maka Bank Sentral AS siap menunggu dan melihat selama beberapa bulan ke depan. Pasar mencerna pernyataan Powell tersebut sebagai rencana The Fed untuk tidak akan melakukan Rate Hike dalam waktu dekat.
"Terutama dengan tingkat inflasi yang stabil untuk saat ini, kami memiliki ruang untuk mengawasi dengan hati-hati dan bersabar (dalam menaikkan suku bunga), (kami) akan mencari tahu sejauh mana perlambatan ekonomi global berpengaruh terhadap perekonomian AS pada 2019," kata Powell di Economic Club of Washington.
Pernyataan dovish kedua Powell ini hanya berlangsung dalam kurun waktu seminggu setelah pidato pertamanya. Pasar telah mengekspektasikannya, sehingga tidak ada respon berarti terhadap pernyataan kali ini.
Pernyataan Dovish Dari Petinggi Fed Lainnya
Statement bernada dovish tidak hanya dilontarkan oleh Jerome Powell, melainkan juga oleh hampir seluruh petinggi Bank Sentral AS yang memiliki pandangan serupa terhadap outlook ekonomi. Salah satunya datang dari Richard Clarida yang menjabat sebagai Wakil Ketua Fed saat ini. Clarida mengatakan bahwa Jika perlambatan ekonomi global terus berlanjut, maka The Fed akan langsung mengambil kebijakan untuk mengimbangi, karena tidak ingin terlalu lama melihat kondisi suram di luar negeri mempengaruhi ekonomi AS.
Pernyataan dovish lainnya juga dilontarkan oleh Presiden Fed St Louis, James Bullard, yang berpendapat Bank Sentral AS saat ini telah mencapai "ujung jalan" dari siklus kenaikan suku bunga. Dengan kata lain, probabilitas bagi Fed untuk melakukan Rate Hike dalam waktu dekat akan semakin rendah.