EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 17 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 18 jam lalu, #Saham AS

Voting Brexit Berujung Kekalahan May, Poundsterling Stabil

Penulis

Karena sudah diekspektasikan, kekalahan Theresa May dalam voting Brexit di parlemen hanya menyebabkan penurunan singkat pada GBP/USD.

Poundsterling bergerak stabil di sesi trading Rabu siang ini (16/Januari), setelah para anggota parlemen Inggris tidak meloloskan draft kesepakatan Brexit dari PM Theresa May yang sebelumnya sudah disetujui Uni Eropa. Tak cuma gagal, rencana Brexit tersebut tidak mendapat dukungan suara yang signifikan.

kekalahan may di parlemen

Theresa May menelan kekalahan telak dalam voting parlemen untuk rencana Brexit yang diajukannya. Hasil voting yang menunjukkan selisih suara sebesar 432-202, merupakan kekalahan terburuk dalam sejarah pemerintahan Inggris di era modern. Oleh sebab itu, pasar saat ini mengkhawatirkan buntut gejolak politik yang semakin memperkeruh proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Batas waktu bagi Inggris untuk benar-benar meninggalkan Uni Eropa sebelumnya dipatok di tanggal 29 Maret. Namun karena rencana Brexit ideal hingga kini belum juga tercapai, pasar memperkirakan jika deadline tersebut akan diundur. Terlebih lagi, Uni Eropa dikabarkan sudah menawarkan perpanjangan deadline hingga pertengahan tahun ini.

 

Pound Cenderung Stabil Karena Hasil Voting Sesuai Ekspektasi

Walaupun kekalahan May di parlemen bisa dikatakan cukup tragis, pasar tak berlarut-larut menyikapi hasil tersebut dengan aksi sell besar-besaran pada Poundsterling. GBP/USD memang sempat turun tajam menjelang gelaran voting Brexit, tapi tak lama kemudian berhasil pulih kembali setelah hasil voting diumumkan.

Saat berita ini ditulis pada sesi Asia hari Rabu, pergerakan GBP/USD masih tertahan di kisaran 1.2853, melemah 0.02 persen dari sesi pembukaan harian yang berada di level 1.2855. Pasar tampak masih belum menentukan sentimen yang jelas terhadap pair ini, setelah di hari sebelumnya sempat membuat harga bergerak dalam range sekitar 200 pips.

GBP/USD - Daily

Menurut Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior dari Daiwa Securities, penurunan Pound pasca voting Brexit hanya berlangsung singkat karena hasil kekalahan May sudah lama diekspektasikan.

"Meskipun margin kekalahan May adalah hal yang mengejutkan, kekalahan itu sendiri sudah diproyeksi pasar sejak lama, dan tampaknya para pelaku pasar (segera) menutup posisi Short mereka setelah voting... Market sekarang berfokus pada potensi perpanjangan deadline Brexit. Dalam jangka panjang, hal ini kemungkinan akan berujung pada dua skenario: No Deal Brexit atau tidak Brexit sama sekali," ujar Yukio Ishizuki.

287024
Penulis

Alumni Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya yang sekarang menjadi pengisi konten artikel di seputarforex.com. Aktif menulis tentang informasi umum mengenai forex, juga terinspirasi untuk mengulas profil dan kisah sukses trader wanita.