EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 4 jam lalu, #Saham AS

Ekspor China Rebound, Pasar Masih Pesimis

Penulis

Eskpor China rebound di bulan Mei, tetapi disinyalir hanya bersifat sementara. Sementara itu, data Impor justru melemah lebih buruk dari ekspektasi pasar.

Pada hari Senin (10/Juni), Departemen Statistik China merilis data Ekspor yang tercatat mengalami rebound cukup signifikan dari level -2.7 persen ke 1.1 persen (Year-over-Year) selama bulan Mei 2018. Angka ini sekaligus mematahkan ekspektasi ekonom yang memprediksi penurunan ke -3.8 persen.

Ekspor China Bulan Mei Rebound, Impor

Sementara itu, Impor China dilaporkan semakin terpuruk dengan penurunan sebesar -8.5 persen YoY, lebih buruk dibandingkan forecast pelemahan ke -3.5 persen. Padahal pada bulan April, Impor negeri Tirai Bambu masih mencatat pertumbuhan 4.0 persen YoY.

Penurunan Impor yang terjadi begitu signifikan mengisyaratkan lemahnya permintaan domestik yang sebelumnya juga terpukul oleh perang dagang. Hal ini berpotensi mendorong Beijing untuk meningkatkan stimulus guna menyokong perekonomian yang belum membaik pada kuartal kedua 2019.

 

Lonjakan Ekspor Dinilai Hanya Bersifat Sementara

Meskipun data Ekspor China bulan Mei lebih baik dari ekspektasi dan periode sebelumnya, tetapi hal ini tidak memberi dampak signifikan dalam mengurangi kecemasan pasar terkait perang dagang. Beberapa analis bahkan menduga jika lonjakan Ekspor China bulan Mei lebih dipicu oleh ulah eksportir yang bergegas mengirim banyak barang ke AS, untuk menghindari tarif baru dari Presiden Trump.

Sebelumnya, Donald Trump memang menyatakan tidak akan segan untuk menaikkan tarif impor terhadap barang China senilai $300 miliar dalam waktu dekat. Ancaman soal tarif tambahan tersebut diperkirakan akan terealisasi apabila pertemuan Presiden Trump dengan Presiden Xi Jinping pada KTT G20 di Jepang kembali berakhir dengan deadlock.

 

USD/CNY Menguat

Rilis data Ekspor dan Impor China pada Senin pagi ini menekan pergerakan mata uang Yuan terhadap Dolar AS. Pada pukul 10:31 WIB, pair USD/CNY berada di kisaran 6.933 atau melonjak 0.42 persen dari harga Open harian.

Ekspor China Bulan Mei Rebound, Impor

Pelemahan Yuan disinyalir disebabkan oleh sentimen pasar yang meyakini jika Beijing akan menggelontorkan stimulus masif untuk menopang perekonomian China akibat dampak eskalasi perang dagang dengan AS akhir-akhir ini.

288766
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.